JAKARTA – Indonesia punya cadangan nikel terbesar di dunia. Hal ini bisa mendukung Indonesia menjadi pusat suplai baterai kendaraan listrik dunia.
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan pemerintah telah berkali-kali menekankan perhatiannya ke sektor ini. Salah satunya dengan lahirnya konsorsium dalam pembangunan Indonesia Battery Company (IBC).
Dengan cadangan nikel sekitar 20 persen dari total cadangan global, Indonesia punya peluang menjadi sentra produksi baterai kendaraan listrik. Kemudian, bisa menjadi pusat pengembangan kendaraan listrik ke depannya.
"Indonesia memang punya aspirasi dari arahan presiden, dimana kita bisa jadi sentral global supply chain, dimana Indonesia mempunyai cadangan yang luar biasa untuk komoditas utama dalam membangun baterai (kendaraan listrik) yaitu nikel," kata Pahala dalam Mining Forum MIND ID, dikutip Jumat (29/7/2022).
"Di mana kita memiliki lebih dari 20 persen daripada cadangan nikel seluruh dunia," tambahnya.
Wamen BUMN menuturkan Indonesia telah menggandeng perusahaan besar asal China dan Korea Selatan. Yakni, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dan LG.
Keduanya merupakan produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia. Jika CATL dan LG membangun pabrik di Indonesi, kemungkinan Indonesia menjadi produsen baterai terbesar di dunia diyakini akan semakin terbuka.
"Kita lakukan aliansi secara end-to-end dimana kita harap dua partner saat ini, satu dari China dan Korea Selatan keduanya merupakan produsen baterai terbesar saat ini, kita akan lakukan hulu kehilir, dari penambangan, ke battery cell, dan battery pack," ujarnya.
Dengan visi tersebut, Wamen Pahala berharap 70 persen cadangan nikel Indonesia bisa diproduksi menjadi precusor nikel dan kemudian menjadi katoda nikel. Keduanya merupakan bahan untuk membuat baterai kendaraan listrik.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)