Sedangkan penjualan film di stasiun televisi naik 71,18% sebesar Rp5,12 miliar, dari semula Rp2,99 miliar.
Lebih jauh, perseroan tampak mampu memaksimalkan penyewaan bangunan dan alat shooting masing-masing sebesar Rp12,50 miliar, dan Rp10,66 miliar.
Lonjakan penjualan sejalan dengan meningkatnya biaya promosi menjadi Rp4 miliar, dari semula Rp1,28 miliar. Adapun gaji dan tunjangan karyawan juga meningkat menjadi Rp11,05 miliar dari semula Rp8,15 miliar. Performa paruh pertama tahun ini membuat FILM mencatatkan laba per saham dasar senilai Rp13,15, atau tumbuh dari periode sama tahun lalu sebesar Rp3,84.
Per 30 Juni 2022, FILM mencatatkan total aset sebesar Rp1,59 triliun, lebih tinggi 22,06% dari akhir 2021 senilai Rp1,30 triliun.
Perseroan mengumumkan perubahan itu berasal dari meningkatnya kas dan setara kasy yang mencapai 371,44% akibat kenaikan kas dari penjualan film dan saham treasury.
Adapun kewajiban pembayaran utang atau liabilitas membengkak 80,35% menjadi Rp92,87 miliar.
Perseroan mencatat ini terjadi akibat ada perubahan pos utang pajak yang disebabkan perhitungan utang pajak kini per 30 Juni 2022.
Sementara modal atau ekuitas FILM juga tumbuh 19,68% menjadi Rp1,50 triliun.
(Zuhirna Wulan Dilla)