JAKARTA - Menteri Badan Usah Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa harga BBM nonsubsidi bisa turun bergantung pada harga minyak dunia.
Dirinya menegaskan Pertamina tidak akan mencari keuntungan di tengah kesulitan yang dihadapi masyarakat.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional pada hari ini, ditutup anjlok USD4,83 menjadi USD88 per barel, jatuh di bawah USD90 per barel untuk kali pertama sejak 8 Februari.
Baca Juga: Efek Harga Pertalite Rp10.000, Ongkos Angkot Jauh Dekat Naik Rp1.000
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, melorot USD4,94, atau 5,7 persen menjadi USD81,94 per barel, level terendah sejak Januari.
"Nah pertanyaannya kalau harga BBM turun, ya pasti ada revisi harga. Tidak mungkin Pertamina mencari keuntungan sebesar-besarnya ketika rakyat susah, nggak mungkin," ujar Erick di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (8/9/2022).
Baca Juga: Erick Thohir Sebut Etanol Hasilkan Bensin RON Kualitas Tinggi
Menurut dia, penurunan harga BBM Pertamax ke depannya tergantung juga pada nilai subsidi yang diberikan oleh pemerintah atau selisih harga.
"Ya harga BBM turun ya pasti ada revisi tapi kan tergantung berapa nilai subsidi yang masih diberikan, kalau hari ini Pertamax Rp2.500," ucap Erick.
Namun demikian, Mantan Bos Klub Inter Milan ini akan tetap memberikan keringan bagi pelaku usaha kecil agar bisa mendapatkan BBM yang terjangkau.
Misalnya, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian lain untuk memberikan program kepada koperasi-koperasi nelayan agar mendapatkan BBM murah.
"Bapak Presiden nelpon tolong pikirkan buat yang petani juga. Saya bilang oke, tunggu pak yang nelayan aja baru minggu depan di Cilacap, nah yang petani pasti kita pikirkan juga, bbm tepat sasaran harus dilakukan," pungkas dia.
(Feby Novalius)