Sebagaimana diketahui, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi siap jual atau lifting migas sepanjang semester I/2022 masih di bawah target. Berdasarkan data yang dipaparkan SKK Migas, realisasi lifting minyak hingga Juni 2022 tercatat sebesar 616.600 barel per hari.
Capaian itu tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan target lifting minyak pada APBN 2022 sebesar 704.000 barel per hari.
Sementara itu, realisasi lifting gas bumi sampai dengan semester I/2022 tercatat 5.326 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Jumlah itu tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan target APBN 2022 sebesar 5.800 mmscfd. Dengan demikian, capaian lifting migas pada semester I/2022 tercatat sebesar 1,57 juta barel setara minyak per hari atau hanya mencapai 90 persen dari target sepanjang tahun ini 1,73 juta boepd.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan rendahnya realisasi lifting migas pada periode tersebut disebabkan oleh mundurnya penyelesaian proyek-proyek besar yang diasumsikan menambah capaian produksi tahun ini.
"Contohnya JTB di saat kita menyusun APBN tahun ini, asumsinya JTB akan onstream di 2021, kemudian mundur dan mudah-mudahan akhir Juli dan awal Agustus bisa onstream. Tangguh Train III yang sesungguhnya saat kita menyusun semua di akhir 2021 tapi karena pandemi ini geser,” kata Dwi di Jakarta.
(Feby Novalius)