JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menaikan suku bunga acuannya, BI 7-Days Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25%. Kebijakan tersebut pun memberi pengaruh pada kinerja saham perbankan dan keuangan.
Selain mengerek suku bunga acuan, bank sentral juga menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 3,5% dan suku bunga lending facility sebesar 50 bps menjadi 5%.
Saham perbankan dengan kapitalisasi pasar (market caps) jumbo masih kompak mencatatkan penguatan sejak awal tahun atau secara year-to-date (YtD). Rata-rata saham emiten bank big caps tumbuh hingga double digit, namun juga ada yang melemah.
Baca Juga: IHSG Melesat ke 7.219 pada Bel Perdagangan
Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menjadi jawara, dengan penguatan 33,83% sejak awal tahun, disusul saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan penguatan 30,85%.
Di posisi ketiga ada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan return 15,36%, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan pertumbuhan 9,09% dan terakhir saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang sahamnya terkoreksi 13,61% sejak awal tahun.
Baca Juga: BI Naikkan Suku Bunga Jadi 4,25%
Untuk BBNI sendiri, pergerakan saham sejalan dengan kinerja solid didorong pertumbuhan laba yang semakin kuat. Pada semester I 2022, perseroan membukukan laba bersih senilai Rp8,8 triliun, meningkat 75% secara tahunan (YoY).
Atas capaian kinerja yang sangat baik tersebut, saham BBNI semakin mendapat apresiasi yang positif dari investor di tengah meningkatnya inflow dana asing ke pasar saham nasional.