Selain disabilitas, para nelayan kecil di Jawa Timur juga menjadi perhatian Pemprov Jawa Timur saat kenaikan harga BBM.
Di mana bantuan disalurkan dua tahap, dengan besaran masing-masing tahap Rp300 ribu untuk September dan Oktober, serta bulan November dan Desember sebesar Rp300 ribu.
"Jadi nelayan ada juga subsidi program perlindungan sosial Rp600 ribu, tetapi bahwa verifikasi nelayan ini tidak semuanya bisa cepat, di Paciran kita bisa turun mungkin baru tercover sekitar 10%," bebernya.
Khofifah menambahkan lamanya proses pendistribusian ini karena harus melakukan seleksi dan verifikasi agar tidak tumpang tindih dengan penerima bantuan sosial dari pemerintah pusat.
"Verifikasi tetap dilakukan Puger juga turun masih 10%, kenapa basisnya adalah kartu Kusuka, ini akan mendapatkan support dari pusat, yang sudah terkonfirmasi mendapat supaya tidak duplikasi. Ini bagian dari program perlindungan sosial dalam rangka pengendalian inflasi akibat dampak kenaikan BBM," jelasnya.
Adapun penerima bantuan ini Suharyati mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jawa Timur yang telah menambah alokasi dana bansos untuk disabilitas anaknya.
Dengan dana ini, dia bisa memanfaatkan untuk kebutuhan sang anaknya bernama Kenzi.
"Untuk kebutuhan anak ya sekolah, ya untuk berobat, sisanya untuk kebutuhan sehari-hari. Alhamdulillah terbantu sekali," ujar Suharyati.
(Zuhirna Wulan Dilla)