Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dunia Krisis Energi, Joe Biden Kecewa OPEC Pangkas Produksi Minyak 2 Juta Barel/Hari

Agregasi VOA , Jurnalis-Jum'at, 07 Oktober 2022 |08:57 WIB
Dunia Krisis Energi, Joe Biden Kecewa OPEC Pangkas Produksi Minyak 2 Juta Barel/Hari
Joe Biden Kecewa OPEC Pangkas Produksi Minyak (Foto: Reuters)
A
A
A

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kecewa dengan keputusan organisasi negara-negara penghasil minyak (OPEC) yang memangkas produksi minyak mentah sekira 2 juta barel per hari.

Selain memangkas produksi minyak mentah, OPEC juga memangkas jumlah minyak yang mereka kirim ke negara-negara di dunia.

"Mengecewakan. Dan kami sedang mencari alternatif (lain) yang mungkin kami miliki,” kata Biden di Gedung Putih, Kamis 6 Oktober 2022 pagi waktu setempat.

Hukum penawaran dan permintaan menunjukkan bahwa keputusan ini hanya berarti satu hal, yaitu harga yang lebih tinggi untuk minyak mentah, bahan bakar diesel, bensin dan minyak pemanas yang dihasilkan dari minyak mentah.

 

Baca Juga: Harga Minyak Meroket Usai OPEC+ Putuskan Kurangi Produksi 2 Juta Barel/Hari

Sementara itu, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Brian Deese mengatakan pemerintah sedang mengidentifikasi alternatif yang ada dan akan fokus pada hal itu.

“Seperti yang telah kami katakan, keputusan OPEC, alasan mengapa kami kecewa adalah karena kami percaya kebijakan itu tidak perlu dan tidak beralasan diambil pada masa ketika terjadi kekurangan pasokan energi global. Ini menjadi tantangan signifikan,” kata Deese.

Deese menambahkan Gedung Putih akan mendorong perusahaan-perusahaan energi domestik untuk mengurangi harga eceran yang mencerminkan harga BBM yang mereka bayar, dan melihat langkah-langkah lain, seperti memanfaatkan Cadangan Minyak Strategis.

Menurutnya terlalu dini untuk mengumumkan langkah apapun ke depan, tetapi ia bersikeras bahwa pemerintah sedang sibuk mengevaluasi langkah-langkah terbaik.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement