JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkap krisis pangan mengancam dunia pada tahun depan. Menurutnya, kebutuhan pangan dunia akan naik hingga dua kali lipat untuk bantuan kemanusiaan pada 2023.
"Dari pertemuan para Menteri Keuangan dan Menteri Pertanian anggota G20 tadi, forum kami meminta FAO dan World Bank untuk memetakan seluruh respons kebijakan secara global atas berbagai permasalahan pangan demi pemilihan kebijakan yang lebih optimal," ujar Sri dalam konferensi pers The 1st Joint Finance and Agriculture Ministers Meeting di Washington DC, Selasa malam (11/10/2022).
Dia mengatakan, dalam pertemuan tersebut, negara-negara anggota G20 sudah mengidentifikasi berbagai isu pangan yang mengerucut pada risiko terjadinya krisis pangan jika isu-isu tersebut tidak segera diantisipasi. Salah satunya adalah isu dalam jangka pendek, yaitu menentukan program bantuan kemanusiaan dalam hal ini program pangan yang tepat.
"Dalam jangka pendek, kita perlu mengidentifikasi program pangan apa yang bisa menjawab masalah meningkatnya kebutuhan pangan manusia hingga dua kali lipat itu," tambah Sri.
Permasalahan saat ini, sebut dia, terletak pada disrupsi distribusi pangan di sejumlah wilayah yang menyebabkan melonjaknya permintaan pangan.
"Tapi bantuan kemanusiaan itu memegang peran penting demi menjaga keberlangsungan hidup mereka yang tergolong kelompok rentan. Kita akan menghadapi tahun 2023 yang jauh lebih berisiko dalam hal pangan," ungkapnya.
Sri menyebut, untuk mencari solusi permasalahan ini, perlu inisiatif dan kolaborasi banyak negara.
"Maka dari itu, penting bagi kita G20 untuk merumuskan kebijakan yang tepat di tengah ancaman krisis seperti ini. Setelah mengidentifikasi dan menguji solusinya bersama, maka nantinya bisa dilihat isu apa yang membutuhkan penanganan segera," pungkas Sri.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)