JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa harga minyak dunia dapat mencapai angka USD200 per barel.
Luhut megatakan bahwa harga tersebut terjadi jika negara-negara pengekspor minyak sepakat untuk memangkas produksi mereka.
Ditambah lagi, kondisi perang Ukraina dan Rusia tidak kunjung membaik.
Luhut mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan Rusia akan menghentikan produksi minyaknya.
BACA JUGA:RI Tak Masuk 28 Negara Pasien IMF, Luhut: Kita Tidak Boleh Jumawa
Oleh sebab itu, dia meminta pemerintah untuk menghitung resiko yang ditimbulkan tersebut.
"Sekarang kan kita masih enggak mengerti. Kalau sekarang Rusia menghentikan produksi minyaknya, apa yang terjadi? Skenario itu harus dihitung. Kalau dia jengkel, dia bilang tidak ada, yang naik itu minyak USD200 (per barel), itu bagaimana?," katanya dalam acara Investor Daily Summit 2022 di Jakarta, Rabu (12/10/2022).
Sebelumnya, Harga minyak mentah dunia naik tipis pada awal perdagangan di Asia, Kamis (6/10/2022), merespon kesepakatan organisasi negara pengekspor minyak bumi dan sekutu (OPEC+) termasuk Rusia untuk memangkas produksi minyak sekitar 2 juta barel per hari (bph).
Data perdagangan hingga pukul 09:12 WIB menunjukkan minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) untuk kontrak Desember tumbuh 0,25% menjadi USD93,60 per barel.
Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) di New York Mercantile Exchange (NYMEX) untuk pengiriman Desember menguat 0,23% sebesar USD87,04 per barel.
(Zuhirna Wulan Dilla)