Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ngeri! Luhut Beri Peringatan Potensi Perang Nuklir

Ikhsan Permana , Jurnalis-Senin, 17 Oktober 2022 |12:00 WIB
Ngeri! Luhut Beri Peringatan Potensi Perang Nuklir
Menko Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: MPI)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan peringatan bahwa dunia masih dibayang-bayangi potensi perang nuklir.

Luhut mengatakan ketidakpastian ekonomi global membuat situasi geopolitik menjadi sulit dan memanas.

Hal itulah yang berpotensi mendorong ke arah situasi terburuk.

"Ketidakpastian ekonomi dunia yang masih terbayangi dengan kemungkinan menujunya situasi terburuk, perang nuklir," kata Luhut dalam sambutannya pada Pembukaan SOE International Conference dan Peluncuran Indonesia Water Fund (IWF) yang disiarkan melalui YouTube Kementerian BUMN RI, Senin (17/10/2022).

 BACA JUGA:Luhut: Visi Indonesia 2045 Jadi Negara Berpendapatan Tinggi

Dia menyampaikan bahwa beberapa sumber terbuka telah menyampaikan potensi terburuk tersebut.

Sehingga, dia menegaskan bahwa Indonesia tidak akan berdiam diri dalam menghadapi potensi krisis.

“Kami juga melihat ini (potensi perang nuklir) sebagai masalah yang serius,” tegasnya.

Luhut menerangkan bahwa perang di Ukraina telah mendorong harga komoditas semakin tinggi yang menyebabkan tidak akan ada seorang pun bisa memprediksi kondisi ekonomi ke depan.

"Tidak ada yang bisa menduga atau memprediksi keadaan ekonomi dalam waktu yang lebih dari tiga bulan saat ini," terangnya.

Namun, menurutnya saat ini kondisi ekonomi Indonesia masih berada dalam kondisi yang dapat terkendali.

Tapi dia mengimbau kepada semua pihak untuk tetap waspada menghadapi kondisi global.

"Jadi kita beruntung bahwa kita sampai hari ini ekonomi kita masih cukup terkendali baikpun inflasi, baikpun segala macam, tetapi kita tidak boleh jumawa terhadap ini," pungkasnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement