Namun apa yang mendorong orang mendadak tergila-gila pada labu parang setiap Musim Gugur?
"Tidak ada alasan yang praktis untuk membubuhkan pumpkin ke dalam kopi, memajangnya di beranda, atau untuk mengolahnya menjadi selai manis dan menyisipkannya ke dalam pai kita," tukasnya.
"Tetapi tradisi modern itu sebenarnya berasal dari tradisi yang jauh lebih tua yang mengaitkan labu parang dengan pertanian kecil milik keluarga. Jenis pertanian kecil keluarga yang indah dalam kehidupan Amerika," tambah Cindy Ott, pakar sejarah yang juga merupakan seorang dosen dan penulis 'Pumpkin: The Curious History of an American Icon.
Dengan menggunakan sejumlah besar sumber, termasuk lagu-lagu berusia 100 tahun, lukisan, buku masak, dan banyak sumber lain, Ott dapat melacak kecintaan Amerika terhadap labu kuning sampai ke masa-masa awal negara itu.
"Orang Amerika sendiri akan bertanya kepada ribuan sesamanya, 'mengapa Anda suka pumpkin’? Mereka tidak bisa menjawab mengapa mereka menyukainya. Itu sebabnya saya melakukan penelitian ini. Untuk melihat sejarah dan mencari tahu tentang ide-ide ini, di mana mereka dirumuskan," kata Ott.
Dalam bukunya, Ott secara detail menulis tentang bangkitnya reputasi labu kuning yang buruk semasa kolonial Amerika sampai akhirnya sayur atau buah itu menjadi kebanggaan dan orang tidak malu menanamnya pada abad ke-19. Bahkan labu parang ketika itu mulai dilihat sebagai simbol kesederhanaan kehidupan pertanian.
Mengolah kebun, bekerja untuk mendapatkan hasil bumi telah menjadi tanda kebajikan moral dan menciptakan warga negara yang baik dan semacam cita-cita lama, papar Ott. Cita-cita seperti itulah yang dapat dihadirkan oleh labu.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)