Share

Hasil Investigasi Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182, Ini Penjelasan KNKT

Heri Purnomo, MNC Portal · Kamis 03 November 2022 15:19 WIB
https: img.okezone.com content 2022 11 03 320 2700231 hasil-investigasi-kecelakaan-pesawat-sriwijaya-air-sj-182-ini-penjelasan-knkt-btqi8fgU8l.png Hasil investigasi kecelakaan Sriwijaya Air (Foto: Sriwijaya Air)

JAKARTA - Hasil investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJY182 rute Jakarta - Pontianak yang alami kecelakaan 9 Januari 2021. Hasil investigasi diungkapkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Dari hasil investigasi yang dilakukan selama satu tahun 10 bulan tersebut, Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo menduga bahwa penyebab terjadinya kecelakaan tersebut dikarenakan adanya gangguan sistem mekanikal pesawat.

"Pada penerbangan itu kita lihat bahwa dari hasil data flight recoder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR) yang sudah kita unduh datanya, kita lihat bahwa saat climbing terjadi perubahan mode auto pilot yang sebelumnya menggunakan flight management komputer berpindah menggunakan mode kontrol pannel," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Kamis (3/11/2022).

Nurcahyo mengatakan, dalam perubahan tersebut normalnya auto-throttle akan menggerakkan kedua Thrust Lever untuk mundur mengurangi tenaga mesin.

Namun yang terjadi auto-throttle tidak dapat menggerakkan Thrust lever yang kanan sedangkan yang thrust lever kiri tetap bergerak.

Lebih lanjut, pihaknya telah memeriksa sebanyak tujuh. Dari pemeriksaan tersebut dapat dipastikan bahwa terdapat gangguan mekanikal pesawat.

"Kami meyakini bahwa gangguan pada Thrust lever ini adalah gangguan pada mekanikal. Bukan ganguan pada komputernya," katanya.

Follow Berita Okezone di Google News

Nurcahyo mengatakan, dari gangguan tersebut, berakibat pada tenaga mesin pesawat sebelah kanan tidak berkurang. Sebaliknya, thrust lever sebelah kiri berkurang yang membuat tenaga mesin berkurang untuk mengkompensasi kebutuhan tenaga mesin sesuai permintaan autopilot. Sehingga terjadi perbedaan antara thrust lever kiri dan kanan.

"Kemudian Karena padatnya penerbangan hari itu dan kebetulan ada pesawat dengan tujuan yang sama, penerbangan SJY182 diminta Air Traffic Controller (ATC) untuk berhenti di ketinggian 11.000 kaki. Menjelang ketinggian 11.000 kaki, maka tenaga mesin sudah berkurang karena sudah mencapai ketinggian yang pinta," katanya.

Adapun keterlambatan Cruise Thrust Split Monitor (CTSM) untuk menonaktifkan auto-throttle pada saat asimetri karena flight spoiler memberikan nilai yang lebih rendah berakibat pada asimetri yang semakin besar.

"Kurangnya monitoring pada instrumen dan posisi kemudi yang miring mungkin telah menimbulkan asumsi bahwa pesawat miring sehingga tindakan pemulihan tidak sesuai. Pemulihan ini tidak bisa dilaksanakan secara efektif dan tepat waktu," katanya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini