JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan dampak perubahan iklim. Hal tersebut membuat siklus iklim disetiap negara tidak menentu.
"Kata kunci di sini yang harus dibahas dalam diskusi adalah pemulihan dari adaptasi perubahan iklim pasca pandemi covid-19 dan mengelola bencana terkait air yang berulang," ujar Meteri dalam pidatonya pada KTT G20: High-Level Expert and Leaders Panel on Water and Disasters, melalui kanal YouTube Kementerian PUPR, Jumat (11/10/2022).
Baca Juga:Â BMKG Sebut Curah Hujan Tinggi Masih Berpotensi Terjadi Sepekan ke Depan, Ini Wilayahnya
Di Indonesia, perubahan iklim telah menciptakan kemarau basah hingga musim hujan yang berkepanjangan. Hal tersebut tentunya membuat bencana hidrologi di Indonesia ketika kapasitas air yang turun tidak sepadan dengan kemampuan untuk menerima air.
Basuki memaparkan tentang strategi Indonesia dalam memitigasi curah hujan yang berlebih untuk dimanfaatkan lebih lanjut ke sektor pertanian.
"Dengan kerjasama bersama BMKG, dan juga Menteri pertanian kami menerapkan teknologi untuk memprediksi curah hujan dan memprediksi tingkat air serta kapasitas serapan," sambung Menteri Basuki.
Selanjutnya Kemeterian PUPR juga bakal mengoptimalkan dam atau bendungan tambahan untuk menampung air. Indikator air yang tertampung dalam bendungan tersebut nantinya akan diberitakan lebih lanjut kepada masyarakat, termasuk para petani.
Follow Berita Okezone di Google News