Di awal bulan ini, Twitter juga mengumumkan akan memecat sekitar 50% karyawannya.
Pengumuman hari ini soal penutupan sementara kantor Twitter muncul setelah ada tanda-tanda sejumlah besar karyawan memutuskan mengundurkan diri karena tidak mau menerima perjanjian baru Musk.
Para karyawan mencuit menggunakan tagar #LoveWhereYouWorked dan emoji menghormat untuk menunjukkan mereka meninggalkan perusahaan.
"Saya rasa setelah semua tenang kembali hari ini, mungkin hanya tinggal kurang dari 2.000 orang yang tersisa," ujar mmantan pekerja Twitter yang tak mau disebutkan namanya berkata kepada BBC.
Dia juga berkata, semua orang di timnya telah dipecat.
"Manajer tim dipecat, manajernya dia juga diberhentikan. Lalu manajernya manajer yang itu juga diberhentikan. Orang yang ada di atasnya, adalah salah satu eksekutif yang dipecat di hari pertama. Jadi, tidak ada lagi orang yang memberi perintah," tambahnya.
Meski begitu, Musk malah mencuit pada Jumat soal rekor Twitter.
"Dan... kita baru saja mencetak rekor penggunaan Twitter tertinggi sepanjang sejarah lol," cuitnya.
Sebagai informasi, sebelum Musk mengambil alih Twitter, perusahaan ini memiliki sekitar 7.500 staf.
Mereka juga dilaporkan telah mempekerjakan ratusan pekerja kontrak, yang mayoritas telah dipecat kini.
Karyawan lain berkata memutuskan mengundurkan diri meskipun mereka telah bersiap untuk bekerja dengan jam kerja panjang.
"Saya tidak mau bekerja untuk seseorang yang mengancam kami melalui email berkali-kali tentang 'hanya tweeps luar biasa yang boleh kerja di sini' ketika saya sudah bekerja 60-70 jam seminggu," katanya.
Terlihat juga Musk masih terus saya mencuit di Twitter soal kondisi di kantor itu.