Sehingga, BI sebagai satu-satunya bank sentral di Indonesia melayani masyarakat yang membutuhkan tiga jenis alat pembayaran sah tersebut.
"Alasan ketiga, karena digitalisasi mata uang bisa digunakan untuk kerja sama internasional. Maka dari itu, BI bekerja sama dengan berbagai lembaga internasional, dengan bank-bank sentral lain mengembangkan Central Bank Digital Currency. Di G20 kemarin kita sudah sepakati, pilihan-pilihan dan desainnya CBDC itu seperti apa, bagian mana dari CBDC untuk inklusi keuangan, khususnya bagi kalangan millennial, dan juga bagaimana CBDC itu bekerja sama secara cross border/lintas batas," ungkap Perry.
Adapun alasan BI mengeluarkan CBDC yang disebut digital rupiah adalah agar Indonesia tetap bisa menjalankan kerja sama internasional.
Karena ke depannya, ada konversi atau exchange rate digital rupiah dengan digital dolar, digital euro, hingga sigital Malaysia ringgit.
"Itu yang terus kita kembangkan," pungkas Perry.
(Zuhirna Wulan Dilla)