JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan dibutukan perubahan sikap dan kebijakan terkait minyak dan gas bumi di Indonesia. Pasalnya, kebutuhan terhadap BBM dan LPG semakin besar ke depannya.
Arifin mengatakan, sekarang demand dalam negeri cukup mengalami peningkatan berdasarkan pertumbuhan ekonomi dan laju pertumbuhan populasi penduduk.
"Kita produksi domestik sendiri untuk bensin gak banyak, tapi kita juga sekarang impor BBM juga cukup besar, juga solar dan avtur. Solar udah mulai kita ganti biosolar berasal dari sumber perkebunan sawit kita juga," ujarnya, dalam MNC Forum LXVII (67th) Strategi dan Kebijakan Pemerintah dalam Pengembangan Energi Terbarukan untuk Mendukung Perekonomian Nasional, Senin (19/12/2022).
Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Ternyata Bikin Indonesia Untung, Beneran Nih?
Dan di lain sisi, gas LPG juga meningkat sangat tajam, karena kebutuhan yang dikonsumsi rumah tangga.
"Ini adalah tren ke depan kalau kita tidak melakulan sesuatu. Impor minyak bumi sampai tahun 2060 kita begini begini saja, kita akan impor 200 ribu barel," katanya.
"Gede, sangat, sangat besar," lanjutnya.
Baca Juga: 6 Fakta Bupati Meranti Sebut Kemenkeu Diisi Setan, Ternyata Sudah Ditegur Mendagri
Menurutnya, jika tidak melalukan sesuatu, maka akan Indonesia akan terus mengimpor gas bumi.
"Equivalen 443 ribu barel per equivalen," katanya.
Dirinya pun berupaya supaya produksi sumber gas bumi bisa dihasilkan semaksimal mungkin.
"Kita harus lakukan apa, pertama kita optimalkan dulu kita memasuki zona transisi energi menuju energi bersih terbarukan, dalam masa transisi ini kita harus optimalkan produksi sumber alam gas bumi kita dalam negeri semaksimal mungkin," kata Menteri ESDM.