Share

Harga Beras Indonesia Disebut Paling Mahal di Asean, Kok Bisa?

Advenia Elisabeth, MNC Portal · Rabu 21 Desember 2022 11:08 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 21 320 2731294 harga-beras-indonesia-disebut-paling-mahal-di-asean-kok-bisa-V2ap59xuhb.JPG Beras. (Foto: MPI)

JAKARTA - Bank Dunia menyebut harga beras Indonesia paling mahal di ASEAN dalam kurun waktu 10 tahun.

Menurut Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad, mahal tidaknya tergantung dengan purchasing power parity atau keseimbangan kemampuan belanja masyarakat di suatu negara.

"Saya kira memang harus dipelajari datanya kalau lebih mahal tapi kita belum kaji apakah ini kalau dengan purchasing power parity sama atau tidak," kata Tauhid saat ditemui di Hotel Park Hyatt Jakarta, Selasa (20/12/2022).

 BACA JUGA:Harga Beras Indonesia Paling Mahal di Asean, Ini Buktinya

Dia menilai, harga beras per kilogram di Singapura lebih mahal dibandingkan Indonesia. Tetapi, jika dilihat dari purchasing power parity, masyarakat Singapura memiliki kemampuan dalam membeli beras dengan harga yang ditetapkan pemerintahnya.

Sementara, jika ilustrasinya orang Indonesia membeli beras Singapura tentu kemampuan belinya berbeda.

"Singapura berani bayar lebih mahal karena mereka mampu. Ini yang harus diperhatikan tiap negara punya ukuran yg berbeda-beda," imbuhnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Kemudian, kata Tauhid, jika Bank Dunia menyebut harga beras di Indonesia paling mahal, bisa menjadi cerminan bahwa biaya produksi di Indonesia lebih mahal. Hal itu dilihat dari harga pupuk yang mahal tetapi masih banyak petani beras yang tidak mendapatkan subsidi.

"Selain itu juga karena faktor iklim. Banyak daerah yang tidak produksi sehingga permintaan tinggi namun suplai terbatas," terangnya.

Di sisi lain, jika harga beras Indonesia dikatakan mahal, sebenarnya berbanding terbalik dengan nilai tukar petani. Pasalnya, nilai tukar petani beras lebih rendah dibandingkan petani perkebunan.

"Sebenarnya kalaupun mahal, petani yang paling miskin adalah petani tanaman pangan, petani beras, nilai tukar petani pangan paling rendah dibandingkan perkebunan," tutur Tauhid.

Maka dari itu, menurutnya, yang harus diperhatikan sebenarnya bukan mahal atau tidaknya melainkan melihat laju inflasi dari berasnya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini