JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah meresmikan bendungan Bering Sila di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan total proyek Rp1,7 triliun.
Harapannya dari pembangunan bendungan yang tidak murah itu bisa meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya di wilayah NTB melalui peningkatan suplai air baku dari bendungan.
Direktur Jendral SDA (Sumber Daya Air) Jarot Widyoko mengtakan tahun depan akan ditambahkan 2 bendungan baru di NTB, yaitu Bendungan Tiu Suntuk dan Meninting.
"Insya Allah sampai tahun 2024 akan diselesaikan, ditambah 2 lagi yaitu bendungan Tiu Suntuk dan Meninting," ujar Jarot usai meresmikan Bendungan Beringin Sila, Kamis (29/12/2022).
Baik bendungan Bering Sila yang baru diresmikan, atau pun Bendungan Tiu Suntuk yang ditargetkan rampung tahun depan, merupakan bagian dari 6 bendungan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Di mana bertujuan untuk mendukung ketahanan air dan ketahanan pangan nasional.
Sedangkan empat bendungan lainnya yang juga masuk dalam PSN yakni Bendungan Bintang Bano, Bendungan Tanju, Bendungan Mila, dan Bendungan Meninting.
Bendungan Tiu Suntuk sendiri berlokasi di Sumbawa Barat, dibangun sejak Februari 2020 dengan biaya sebesar Rp1,22 triliun dan ditargetkan rampung pada Desember 2023.
Nantinya Bendungan Tiu Suntuk mempunya kapasitas tampungan 55,90 juta m3 dan luas genangan 312,09 hektare.
Bendungan tersebut juga mampu menyuplai air baku sebesar 68 liter/detik, menyuplai air bagi daerah irigasi seluas 1.900 hektare.
Di samping itu jika Bendungan Tiu Suntuk rampung, maka memiliki potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 0,81 MW, reduksi banjir sebesar 390 m3/detik, dan potensi sebagai tempat konservasi, tempat pariwisata, dan perikanan darat.
(Zuhirna Wulan Dilla)