JAKARTA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan dalam laporan tahunannya mengenai akses air bahwa dunia sedang menghadapi krisis air dan memasukkan Iran sebagai salah satu negara yang mengalami kekurangan air yang parah.
Laporan Pembangunan Air Dunia PBB yang dirilis pada minggu ini menjelang Hari Air Sedunia, yang diperingati pada Jumat (22/3/2024), menyatakan bahwa dalam dua dekade yang berakhir pada 2021, kekeringan berdampak pada lebih dari 1,4 miliar orang di seluruh dunia, dan menyebabkan hampir 21.000 kematian.
Dalam sebuah laporan pada Agustus, World Resources Institute yang berbasis di Washington menyoroti Iran di antara 25 negara yang bergulat dengan kekurangan air yang parah.
Wilayah yang paling mengalami kekurangan air adalah Timur Tengah dan Afrika Utara, di mana 83 persen penduduknya mengalami kekurangan air yang sangat tinggi, serta Asia Selatan, di mana 74 persen penduduknya mengalami kekurangan air, menurut laporan tersebut.
Laporan itu mengatakan bahwa 25 negara yang dihuni seperempat populasi global menggunakan lebih dari 80 persen pasokan air terbarukan mereka untuk irigasi, peternakan, industri dan kebutuhan rumah tangga, dan bahkan kekeringan jangka pendek pun akan menempatkan tempat-tempat ini dalam bahaya kehabisan air.
Laporan tersebut menyebutkan lima negara yang paling mengalami kesulitan air adalah Bahrain, Siprus, Kuwait, Lebanon, Oman dan Qatar.