JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyinggung salah satu media ekonomi internasional yang menyebut bursa saham Eropa brutal. Di mana kondisi tersebut jauh berbeda dengan suasana yang Indonesia alami.
"Kata kuncinya ada brutal dalam berita ini, karena disebutkan pasar Eropa turun karena kondisi brutal akibat perang Ukraina, inflasi, dan kebijakan moneter ketat," ungkap Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, dalam Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2023, Senin (2/1/2023).
Baca Juga:Â Intip Rekomendasi Saham Perbankan yang Diprediksi Cuan di 2023
"Kenapa brutal? Indeks Eropa turun 12% yang artinya terjelek sejak 2018, yang artinya lagi lebih jelek dari saat pandemi 2020-2021," imbuh Mahendra.
Menurutnya, Euro Zone di tahun baru masuk kelesuan yang berat, sementara Bank of England sudah mengatakan ekonomi Inggris akan masuk prolong recession.
Baca Juga:Â 10 Saham Tercuan di Akhir 2022, Ada yang Meroket 87%
Adapun semua pihak patut bersyukur di tengah gejolak dan kelesuan ekonomi Eropa, kinerja ekonomi Indonesia dan cerminannya melalui kinerja pasar modal di 2022 justru bertahan dan cenderung memiliki kinerja yang positif.
"Bahkan terbaik dibanding negara-negara ASEAN dan Asia secara umum," kata Mahendra.
Follow Berita Okezone di Google News