JAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara dengan tren pemulihan ekonomi yang baik pada 2022. Tercatat, hingga kuartal III-2022 tumbuh 5,72% YoY.
"Indonesia salah satu dari sedikit negara yang tetap melanjutkan tren pemulihan ekonomi pada 2022. Bahkan, beberapa negara mitra dagang utama Indonesia seperti RRT, Amerika Serikat, dan Uni Eropa justru mengalamibi pelemahan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2022," katanya saat konferensi pers awal tahun, Senin (2/1/2023).
Dia menerangkan selama pemulihan, ekspor menjadi salah satu komponen utama pendorong pertumbuhan ekonomi.
 BACA JUGA:Ekonomi RI Tumbuh, 170 Ribu Tenaga Kerja Terserap dan Investasi Terus Masuk
Kontribusi ekspor barang dan jasa bahkan terus meningkat sejak kuartal II-2021 hingga kuartal III-2022, dari 20,46% menjadi 26,23% dari total PDB.
Pertumbuhan ekspor barang dan jasa juga tercatat dua kali menjadi yang tertinggi di 2022, yaitu pada kuartal I dan II dengan pertumbuhan 16,22% YoY dan 19,74% YoY.
Follow Berita Okezone di Google News
"Nilai ekspor non migas sebagai pendorong kinerja ekspor total 2022 bahkan mencapai USD253,61 miliar pada Januari- November 2022, sudah melampaui capaian 2021 sebesar USD219,25 miliar," ungkapnya.
Sambungnya, kenaikan harga komoditas seperti nikel dan batu bara masih menjadi faktor utama sebagai dampak supercycle commodity era. Pada Januari-November 2022 ekspor produk olahan nikel tumbuh sangat tinggi sebesar 398,39% YoY, diikuti batu bara sebesar 70,17% YoY.
Di samping itu, kata Mendag, meskipun terjadi pelemahan global, selama periode tersebut ekspor produk manufaktur Indonesia masih tetap tumbuh. Besi baja tumbuh 37,11% YoY, alas kaki tumbuh 29,27% YoY, serta kendaraan dan bagiannya tumbuh 27,29% YoY.
"Secara keseluruhan capaian kinerja ekspor yang lebih tinggi dari impor menjadikan neraca perdagangan Indonesia tetap surplus selama 31 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," tegasnya.
Adapun pada Januari-November 2022 surplus sudah mencapai USD50,59 miliar. Mendag bilang, angka tersebut menjadi rekor sejarah baru Indonesia karena melampaui rekor tertinggi sebelumnya di tahun 2006 dengan nilai surplus USD39,73 miliar.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.