JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) memberi peringatan bahwa sepertiga ekonomi global akan mengalami resesi di tahun ini. 2023 akan menjadi tahun lebih sulit dibanding sebelumnya karena perekonomian AS, Uni Eropa dan China melambat.
Selain itu, Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva mengatakan perang di Ukraina, kenaikan harga-harga, suku bunga yang naik dan penyebaran Covid di China ikut menambah beban ekonomi global.
“Kami memperkirakan sepertiga perekonomian dunia akan mengalami resesi,” kata Georgieva, dikutip dari BBC Indonesia, Selasa (3/1/2022).
“Bahkan di negara yang tidak mengalami resesi, akan terasa seperti resesi bagi ratusan juta orang,” sambung dia.
Baca Juga:Â Mau Ekonomi RI Tetap Cerah di 2023? Simak 4 Jurus dari Ekonom
IMF pun memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global 2023 akibat perang di Ukraina dan naiknya suku bunga karena bank sentral di seluruh dunia berupaya mengendalikan kenaikan harga.
Lalu, China yang membatalkan kebijakan nol Covid dan mulai membuka kembali ekonominya meski infeksi virus corona menyebar cepat di negara itu.
Georgieva memperingatkan China, sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, akan menghadapi awal tahun yang sulit.
Baca Juga:Â Ini Kekuatan Ekonomi Indonesia di Tengah Ancaman Resesi 2023
“Untuk beberapa bulan ke depan, akan sulit bagi China, dan dampaknya terhadap pertumbuhan China akan negatif, begitu juga dampaknya terhadap kawasan dan pertumbuhan global,” kata dia.
Namun komentar Georgieva memicu kekhawatiran orang-orang di seluruh dunia, tidak terkecuali Asia yang mengalami masa sulit pada 2022.
Follow Berita Okezone di Google News