Share

Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Permintaan Konsumsi dari AS

Zuhirna Wulan Dilla, Okezone · Rabu 11 Januari 2023 07:28 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 11 320 2743973 harga-minyak-dunia-naik-dipicu-permintaan-konsumsi-dari-as-DufS1MeF84.JPG Harga minyak dunia hari ini. (Foto: Reuters)

JAKARTA - Harga minyak dunia naik tipis pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (11/1/2023).

Dikutip Antara, itu terjadi karena pemerintah Amerika Serikat memperkirakan rekor konsumsi minyak bumi global tahun depan dan dolar AS melayang di posisi terendah tujuh bulan.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari menetap 49 sen atau 0,6% lebih tinggi pada USD75,12 per barel di New York Mercantile Exchange.

 BACA JUGA:Harga Minyak Dunia Naik Usai Perbatasan China Dibuka Kembali

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret terangkat 45 sen atau 0,6%, menjadi ditutup pada USD80,10 per barel di London ICE Futures Exchange.

Konsumsi global bahan bakar cair diperkirakan akan mencapai 102,2 juta barel per hari pada 2024, terutama didorong oleh pertumbuhan di negara-negara seperti India dan China, yang mencerminkan tren dalam aktivitas ekonomi, kata Badani Informasi Energi AS (EIA) dalam Prospek Energi Jangka Pendek-nya.

Pasar juga menunggu kejelasan tentang rencana Federal Reserve AS untuk menaikkan suku bunga setelah Ketua Fed Jerome Powell menghindari komentar tentang kebijakan moneter dan ekonomi pada sebuah simposium. 

Dolar melayang di sekitar level terlemahnya dalam tujuh bulan. Dolar yang lebih lemah dapat meningkatkan permintaan minyak, karena komoditas berdenominasi greenback menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan bank sentral AS harus menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk memerangi inflasi yang tinggi dan kemungkinan akan menyebabkan kondisi pasar kerja lebih lemah.

China juga menerbitkan kuota impor minyak mentah gelombang kedua 2023, meningkatkan total tahun ini sebesar 20 persen dari tahun lalu.

Tetapi para analis mengatakan kebangkitan permintaan China mungkin hanya memberikan dukungan terbatas pada harga minyak di bawah tekanan turun dari ekonomi global.

"Mengingat pemulihan konsumsi masih pada tahap yang diharapkan, harga minyak kemungkinan besar akan tetap rendah dan di kisaran ketat," kata analis dari Haitong Futures.

Bank Barclays menyoroti penurunan 15-25 dolar AS per barel dari perkiraan Brent 98 dolar AS per barel untuk tahun 2023 jika kemerosotan dalam aktivitas manufaktur global memburuk serupa dengan episode 2009-09.

Goldman Sachs memperkirakan bahwa meningkatnya kemampuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menaikkan harga tanpa terlalu banyak menekan permintaan akan membatasi risiko penurunan perkiraan minyak bullish-nya untuk tahun 2023.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini