Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan bank sentral AS harus menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk memerangi inflasi yang tinggi dan kemungkinan akan menyebabkan kondisi pasar kerja lebih lemah.
China juga menerbitkan kuota impor minyak mentah gelombang kedua 2023, meningkatkan total tahun ini sebesar 20 persen dari tahun lalu.
Tetapi para analis mengatakan kebangkitan permintaan China mungkin hanya memberikan dukungan terbatas pada harga minyak di bawah tekanan turun dari ekonomi global.
"Mengingat pemulihan konsumsi masih pada tahap yang diharapkan, harga minyak kemungkinan besar akan tetap rendah dan di kisaran ketat," kata analis dari Haitong Futures.
Bank Barclays menyoroti penurunan 15-25 dolar AS per barel dari perkiraan Brent 98 dolar AS per barel untuk tahun 2023 jika kemerosotan dalam aktivitas manufaktur global memburuk serupa dengan episode 2009-09.
Goldman Sachs memperkirakan bahwa meningkatnya kemampuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menaikkan harga tanpa terlalu banyak menekan permintaan akan membatasi risiko penurunan perkiraan minyak bullish-nya untuk tahun 2023.
(Zuhirna Wulan Dilla)