Lalu, China yang membatalkan kebijakan nol Covid dan mulai membuka kembali ekonominya meski infeksi virus corona menyebar cepat di negara itu.
IMF memperingatkan China, sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, akan menghadapi awal tahun yang sulit.
Namun komentar IMF memicu kekhawatiran orang-orang di seluruh dunia, tidak terkecuali Asia yang mengalami masa sulit pada 2022.
Inflasi terus meningkat di seluruh kawasan, sebagian besar dipicu oleh perang di Ukraina, sementara suku bunga yang lebih tinggi juga memukul rumah tangga dan bisnis.
Tak hanya IMF, World Bank, Asian Development Bank (ADB), dan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) pun sudah memberikan warning kepada ekonomi Indonesia 2023 dampak krisis global.
Keempatnya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 secara tahunan (year-on-year/yoy) diperkirakan pada rentang 4,7% hingga 5%.
Proyeksi ini berada di bawah target pemerintah sebesar 5,3%. Namun, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 4,5%-5,3%.
Pemerintah Indonesia pun siap siaga dengan skenario terburuk jika terdampak resesi global.
Badai ekonomi pada 2023 diprediksi lebih kuat dibandingkan badai ekonomi 2022. The perfect storm 2023 merupakan istilah yang menjadi narasi para ekonom dan juga bahkan oleh pemerintah.
Perfect storm ini berupa tantangan ekonomi terkait dengan 5C, yaitu Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Price, serta Cost of Living.