Share

Terus Impor Gula, Petani Tebu Tanya Produksinya Mau Dikemanakan?

Advenia Elisabeth, MNC Portal · Rabu 11 Januari 2023 12:37 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 11 320 2744175 terus-impor-gula-petani-tebu-tanya-produksinya-mau-dikemanakan-ntVNdAyhHi.png Petani Tebu Tolak Penambahan Impor Gula. (Foto: Okezone.com/Freepik)

JAKARTA - Rencana importasi gula di tahun ini dikeluhkan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI). Para petani mengaku bingung harus dikemanakan produksinya jika ada gula impor.

Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen mengatakan, jika rencana importasi tetap dilaksanakan, maka akan menyengsarakan petani tebu lokal.

"Stok gula kita dalam negeri itu masih cukup," ujarnya di IDX Channel, dikutip Rabu (11/1/2023).

Baca Juga: Tolak Impor Gula, Petani Tebu: Stok Kita Masih Ada

Berdasarkan surat Menteri Perindustrian di September 2022, diajukan permohonan kepada Menko Perekonomian untuk menambah importasi gula sebanyak 500 ribu ton, meskipun yang diterima saat itu adalah sebanyak 400 ribu ton.

Menurutnya, jika gula impor itu masuk dalam volume 2022, maka 400 ribu ton di tambah 1,6 juta ton. Artinya Indonesia masih memiliki stok gula konsumsi sebanyak 2 juta ton.

"Jadi sebetulnya stok gula kita dalam negeri itu masih cukup. Tapi masalahnya, jumlah ini mau ditambah lagi menjadi stok akhir kita di tahun 2022," kata Soemitro.

Baca Juga: Makanan Manis Itu Seperti Narkoba, Bisa Sebabkan Kecanduan

"Kalau dari perhitungan saya, sisa gula 2 juta ton itu di tambah kurang lebih 1 juta ton, maka tahun 2023 ini akan ada volume gula (ini kita belum bicara panen dan giling ya), berarti ada 3 juta ton. Itu cukup untuk di konsumsi 1 tahun. Lantas produksi kita dari petani tebu yang 2023 ini siapa yang pas konsumsi atau akan dikemanakan," ungkapnya lagi.

Menurutnya, importasi gula oleh pemerintah hanya boleh dilakukan apabila di dalam negeri kekurangan stok gula sehingga mau tidak harus ambil dari luar negeri.

Follow Berita Okezone di Google News

Selain itu, bisa juga dilakukan untuk keperluan buffer stock. Misalnya pemerintah khawatir Indonesia akan menghadapi iklim yang tidak menentu atau resesi maka perlu buffer stock, sehingga perlu impor. Dalam melakukan buffer stock pun juga harus jelas skemanya.

"Yang harus dikasih juga harusnya lembaga pemerintah sebagai pelayan masyarakat jangan kita semuanya dikasih. Jadi siapa yang dikasih harus jelas," tuturnya.

Kemudian alasan lainnya yaitu apabila di dalam negeri terjadi lonjakan harga yang sangat drastis. Karena pemerintah tidak memegang cadangan gula misalnya maka dari itu pemerintah mengimpor untuk menstabilisasikan harga.

"Sementara semua alasan itu di tahun ini tidak ada. Kita juga tidak ada kelangkaan gula juga," tandasnya.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini