JAKARTA - Rencana importasi gula di tahun ini dikeluhkan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI). Para petani mengaku bingung harus dikemanakan produksinya jika ada gula impor.
Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen mengatakan, jika rencana importasi tetap dilaksanakan, maka akan menyengsarakan petani tebu lokal.
"Stok gula kita dalam negeri itu masih cukup," ujarnya di IDX Channel, dikutip Rabu (11/1/2023).
Baca Juga:Â Tolak Impor Gula, Petani Tebu: Stok Kita Masih Ada
Berdasarkan surat Menteri Perindustrian di September 2022, diajukan permohonan kepada Menko Perekonomian untuk menambah importasi gula sebanyak 500 ribu ton, meskipun yang diterima saat itu adalah sebanyak 400 ribu ton.
Menurutnya, jika gula impor itu masuk dalam volume 2022, maka 400 ribu ton di tambah 1,6 juta ton. Artinya Indonesia masih memiliki stok gula konsumsi sebanyak 2 juta ton.
"Jadi sebetulnya stok gula kita dalam negeri itu masih cukup. Tapi masalahnya, jumlah ini mau ditambah lagi menjadi stok akhir kita di tahun 2022," kata Soemitro.
Baca Juga:Â Makanan Manis Itu Seperti Narkoba, Bisa Sebabkan Kecanduan
"Kalau dari perhitungan saya, sisa gula 2 juta ton itu di tambah kurang lebih 1 juta ton, maka tahun 2023 ini akan ada volume gula (ini kita belum bicara panen dan giling ya), berarti ada 3 juta ton. Itu cukup untuk di konsumsi 1 tahun. Lantas produksi kita dari petani tebu yang 2023 ini siapa yang pas konsumsi atau akan dikemanakan," ungkapnya lagi.
Menurutnya, importasi gula oleh pemerintah hanya boleh dilakukan apabila di dalam negeri kekurangan stok gula sehingga mau tidak harus ambil dari luar negeri.
Follow Berita Okezone di Google News