Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Strategi Dorong Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Negara Rp3.000 Triliun di 2023

Clara Amelia , Jurnalis-Jum'at, 13 Januari 2023 |18:10 WIB
Strategi Dorong Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Negara Rp3.000 Triliun di 2023
Strategi Dorong Pertumbuhan Ekonomi. (Foto: Okezone.com/Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan bahwa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi salah satu strategi untuk menghadapi 2023 yang masih penuh tantangan dan ketidakpastian.

“APBN yang defisit adalah strategi kami. Jadi itu adalah pilihan dan kami memilih untuk melaksanakan APBN yang defisit supaya kita bisa betul-betul melakukan belanja negara yang produktif itu di depan,” kata Suahasil, dikutip dari Antara, Jumat (18/3/2022).

Baca Juga: Indonesia Punya 'Kuda-Kuda' Kuat Hadapi Tantangan Ekonomi Global

Suahasil mengatakan, belanja negara ditargetkan mencapai Rp3.000 triliun pada 2023 yang dimaksimalkan untuk mendorong dunia usaha menghadapi era suku bunga tinggi.

Harapannya, pengelolaan fiskal yang tepat akan dapat mendorong pencapaian target Produk Domestik Bruto (PDB) 2023 sebesar Rp21 ribu triliun.

Baca Juga: Pembangunan Pabrik Tesla di Indonesia Segera Direalisasikan

Selain itu, alokasi belanja negara juga akan dioptimalkan untuk menahan dampak inflasi, menjaga daya beli masyarakat, menguatkan belanja berkualitas, peningkatan kualitas belanja daerah untuk mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan, serta melakukan akselerasi pembangunan.

“Kita bangun infrastruktur lebih cepat, kita bangun jembatan lebih cepat, jalan tol, dan seterusnya. Belanja pemerintah daerah dalam bentuk dana transfer ke daerah juga untuk mendorong pembangunan di daerah yang digiring oleh seluruh pemerintah daerah di Indonesia, sehingga anggaran defisit itu adalah strategi kami untuk mendorong pertumbuhan,” ujarnya.

Namun demikian, defisit APBN harus dikelola secara hati-hati agar tetap terkendali. Kinerja APBN 2022 yang positif dengan defisit di bawah 3% akan lebih cepat mencapai upaya konsolidasi fiskal.

Meskipun menurut Undang-Undang 2 Tahun 2020 APBN diperbolehkan defisit di atas 3% sampai dengan tahun anggaran 2022, Indonesia bisa menutup tahun anggaran 2022 dengan defisit kas negara yang sudah di bawah 3%.

"Sekarang dalam proses akan diaudit dan semoga nanti kami yakini defisit 2022 adalah 2,38% dari PDB," tutur Suahasil.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement