Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Bersama Komisi IV DPR RI (31/1) lalu mengungkap bahwa saat ini stok beras dalam negeri minus 1 juta ton.
"Memang di 6 bulan Kondisinya mennag kita defisit dari ketersediaan, dari jumlah produksi dibandingkan dengan jumlah konsumsi yang rata-rata 2,5 juta ton, sehingga kalau kita lihat sampai dengan Januari kita masih minus 1 juta ton," ujar Arief.
Menurutnya BUMN Pangan, terutama Bulog saat ini juga memiliki stok yang tipis. Sehingga kondisi tersebut akan berdampak pada harga beras di pasar yang kemungkinan harga belum bisa turun. Mengikuti tren harga yang naik sejak akhir tahun 2022 lalu. "BUMN pangan sebagai panjang tangan dari pemerintah hanya memiliki stok beras yang kecil, beras hanya 385.082 ton," pungkasnya.
(Feby Novalius)