JAKARTA – Benarkah cadangan minyak RI tinggal 10 tahun lagi? Menjawab pertataan tersebut, Sekretaris SKK Migas Shinta Damayanti menekankan pentingnya eksplorasi atau pencarian minyak Bumi karena cadangan minyak di Indonesia tinggal 9 hingga 10 tahun lagi.
“Kita harus melakukan eksplorasi sekarang, karena sering kita dengar bahwa cadangan itu tinggal 10 tahun lagi, itu sudah saya dengar dari zaman SMA tapi kok tidak habis-habis? Karena kita keep on exploration, kita tambah terus jadi cadangan yang dihasilkan ini jadi punya rasio RRR di atas 100%. Makanya eksplorasi sangat penting dan harus dilaksanakan sekarang,” tuturnya di Jakarta, Selasa (14/2/2023).
Shinta menekankan yang menjadi patokan indikasi yaitu jumlah pengeboran. Menurutnya, jumlah pengeboran yang akan membuktikan eksplorasi yang dilakukan berhasil atau tidak. Dia menyebutkan, sejak 2020, 2021 hingga 2022 jumlah sumber eksplorasi tercatat terus mengalami kenaikan.
“2023 eksponensial tentunya ini kita harapkan juga dengan adanya penemuan-penemuan di berbagai tempat tentunya akan membuat risiko-risiko di beberapa area sehingga bisa dilanjutkan beberapa pengeboran lanjutan,” imbuhnya.
Sebagai informasi, isu soal cadangan minyak Indonesia tinggal 9 hingga 10 tahun lagi ini pertama kali dilontarkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Oleh sebab itu menurutnya penemuan cadangan minyak baru sangat dibutuhkan. "Reserve to production, kalau kita nggak punya (cadangan) baru dengan konsumsi yang sekarang ya 9-10 (tahun)," jelasnya.
Dia menuturkan, Indonesia sejatinya masih memiliki 6 sampai 7 potensi area baru yang bisa dikembangkan. Jika itu dikembangkan, lanjut Arifin, maka cadangan minyak Indonesia bisa meningkat.
“Inilah taruhan kita sampai 2030, menuju road to 1 million (barel)," jelasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)