Maka itu, Tony mengatakan upaya yang dilakukan PTFI yang tengah membangun smelter kedua di Gresik, Jawa Timur, sejalan dengan program pemerintah yang ingin mewujudkan hilirisasi untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik.
"Kalau ekosistem (EV) tercipta di dalam negeri, tentu akan saling menunjang. Kita punya banyak nikel, kita punya banyak tembaga, kita punya cukup kobalt dan juga kita punya bauksit yang cukup banyak. Ini elemen-elemen yang dibutuhkan untuk satu ekosistem kendaraan listrik dan renewable energy," imbuhnya.
Tony menjelaskan progres pembangunan smelter kedua Freeport yang saat ini telah mencapai 54%.
Sebagaimana disyaratkan oleh Presiden Jokowi dan IUPK pada 2018, perusahaan tambang asal AS itu akan membangun smelter kedua berkapasitas 1,7 juta ton konsentrat tembaga menyusul smelter pertama yang telah beroperasi pada 1998 lalu.
Meski sama-sama dibangun di Gresik, Jawa Timur, smelter kedua akan dilengkapi dengan satu precious metal refinery untuk mengolah lumpur anoda sehingga dapat menghasilkan emas dan tembaga batangan dan beberapa metal lainnya.
Sementara smelter pertama yang sudah beroperasi sejak 1998 hanya melakukan pemurnian 40 persen dari konsentrat tembaga dan belum mampu mengolah lumpur anoda sehingga lumpur anoda itu masih diekspor ke luar negeri.
(Taufik Fajar)