Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

8 Fakta Dana Pensiun BUMN Bisa Jadi Bom jika Tidak Diselesaikan, Ada Bocor Rp9,8 Triliun

Hana Wahyuti , Jurnalis-Sabtu, 18 Februari 2023 |04:33 WIB
8 Fakta Dana Pensiun BUMN Bisa Jadi Bom jika Tidak Diselesaikan, Ada Bocor Rp9,8 Triliun
Erick Thohir Segera Bereskan Masalah Dana Pensiun di BUMN. (Foto: Okezone.com/BUMN)
A
A
A

JAKARTA - Dana pensiunan BUMN jadi sorotan Menteri BUMN Erick Thohir. Menurutnya bila masalah ini tidak segera diselesaikan, akan menjadi bom waktu di kemudian hari.

Erick Thohir pun akan belajar mengelola dana pensiun dari Kanada dan Singapura.

Okezone merangkum fakta-fakta menarik terkait dana pensiun BUMN, Sabtu (18/2/2023):

1. Dana Pensiun BUMN Minus Rp9,8 Triliun

Adapun defisit Rp9,8 triliun lantaran 65% BUMN tidak mengelola depannya secara baik dan tidak transparan. Sementara, 35% lainnya masuk dalam daftar dapen yang sehat.

"Ini sangat besar yang terdiri dari mayoritas BUMN yang ada. Setidaknya, hanya 35% yang sehat, sisanya belum sehat (65%)," kata dia.

2. 65% Dana Pensiun Bermasalah

Tercatat sebanyak 65% dana pensiun BUMN bermasalah. Data ini berdasarkan laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada Kementerian BUMN.

Baca Juga: Erick Thohir: Dana Pensiun BUMN Minus Rp9,8 Triliun, Meledak Jika Tidak Diintervensi

Perkaranya karena dikelola oleh para pensiunan yang tidak memahami mekanisme investasi.

"Memang salah satu yang nantinya ke depan agak ketat bahwa di GCG keterlibatan dari BUMN-nya. BUMN yang, misalnya dapen perusahaan BUMN A selama ini dia nggak ikut memutuskan investasinya kemana, jadi yang menentukan hanya depannya," ujar Arya saat ditemui di Kementerian BUMN.

3. Dana Pensiun BUMN Rawan Korupsi

Dapen BUMN menjadi fokus utama Erick melalui program 'bersih-bersih' BUMN. Dia memastikan dana pensiun perusahaan pelat merah tidak lagi dikelola seperti dulu yang cenderung tidak transparan, akuntabel dan sering bocor.

Baca Juga: Erick Thohir Susun Petunjuk Teknis Tata Kelola Dana Pensiun BUMN

Dia membeberkan tiga masalah utama dana pensiun (dapen) BUMN. Ketiganya adalah aset yang hilang, investasi yang dimainkan, dan anggaran yang korupsi.

4. Erick Thohir Kawal Dana Pensiun BUMN

Erick mengaku terus mengawal dapen BUMN dengan melakukan 'bersih-bersih' terhadap tindak pidana korupsi atau hal-hal yang melanggar hukum. Upaya ini dilakukan hingga periodisasi atau kepemimpinannya di Kementerian BUMN berakhir

5. Tata Kelola Dapen BUMN

Kementerian BUMN menyusun petunjuk teknis tata kelola dana pensiun BUMN yang dapat menjadi buku biru pengelolaan dana pensiun yang benar. Kementerian BUMN juga sedang melakukan review komprehensif terhadap seluruh lembaga dana pensiun di masing-masing perusahaan BUMN.

Selain itu, Kementerian BUMN akan menginstruksikan masing-masing BUMN untuk menyusun rencana dan peta jalan (roadmap) penyehatan keuangan.

6. Aturan Investasi Dapen BUMN Diperketat

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bakal memperketat keterlibatan perusahaan pelat merah dalam investasi dan pensiun (dapen). Di mana untuk saat ini mekanismenya tengah di godok.

Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga mengatakan nantinya tidak semua perseroan negara ikut memutuskan arah investasi dapen BUMN.

7. Erick Thohir Belajar Kelola Dapen dari Kanada dan Singapura

Erick Thohir fokus membenahi perusahaan dana pensiun BUMN. Erick Thohir mencontek sistem Singapura dan Kanada dalam membenahi pengelolaan dana pensiun (dapen) BUMN.

“Kita sudah coba benchmarking jangan sampai kita lakukan pembenahan tanpa melihat apa yang di negara lain. Jadi kita sudah liat bagaimana struktur yang ada di Kanada hingga Singapura,” ungkap Erick.

8. Dana Pensiunan BUMN Dikelola Bukan oleh Ahlinya

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyebut, banyak pensiunan BUMN yang bukan ahlinya justru dipercaya untuk mengelola dana pensiun perusahaan.

"Banyak (para pensiun), masalahnya bukan pensiunan, tapi apakah dikelola oleh orang-orang yang punya keahlian untuk itu," ujar Pahala saat ditemui di Gedung Nusantara II DPR RI beberapa waktu lalu.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement