JAKARTA - Biaya pembengkakan atau cost overrun Kereta Cepat Jakarta-Bandung ditargetkan ada dalam sebulan ke depan. Di mana cost overrun kereta cepat yang disepakati sebesar USD1,2 miliar atau Rp18,2 triliun.
Menurut Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, proses transaksi keuangan sudah termasuk pinjaman atau utang sebesar USD550 juta atau setara Rp8,3 triliun yang berasal dari China Development Bank (CDB).
Baca Juga:Â Masa Konsesi Kereta Cepat Jakarta-Bandung Jadi 80 Tahun, Wajar?
"Jadi secara proyek (KCJB) tidak terganggu, pembiayaan harus bisa kita settle (settlement) dalam waktu sebulan ke depan," ungkap Tiko, Kamis (23/2/2023).
Kementerian BUMN akan menyerahkan hasil kesepakatan nilai cost overrun kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Hal itu untuk dicocoki dengan hasil audit lembaga auditor internal negara tersebut.
Setelah disesuaikan, Kementerian BUMN dan BPKP menetapkan dan menyetujui nominal akhir dari bengkaknya biaya mega proyek di sektor transportasi itu.
Baca Juga:Â Naik Kereta Cepat di Jerman, Sri Mulyani Nostalgia Zaman Kuliah
"Nah, kami juga masih harus maju ke BPKP menyesuaikan angkanya dan Komite, jadi harapan kami dalam waktu dekat akan diketok angkanya, selain itu kita proses tambahan pinjaman dari segi CDB," kata dia.
Selain bersumber dari utang, anggaran proyek KCJB akan ditambal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun anggaran 2022. Dari skema yang ditetapkan, 75% cost overrun ditutupi dengan pinjaman.
Follow Berita Okezone di Google News