JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui masih ada PR di sektor jasa keuangan RI. Pasalnya, kontribusi sektor jasa keuangan terhadap perekonomian masih rendah dibandingkan negara Asia lain.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar pun mengungkap bahwa ruang pertumbuhan lembaga sektor jasa keuangan Indonesia masih besar.
“Kontribusi sektor jasa keuangan terhadap perekonomian nasional, jika dibandingkan negara lain, apalagi negara Asia utama, masih menunjukkan banyak yang harus dikejar,” katanya dalam webinar Indonesia Finansial System Stability Summit 2023 dilansir dari Antara, Kamis (23/2/2023).
Kontribusi sektor keuangan seperti kredit dalam negeri, kapitalisasi pasar saham, outstanding obligasi, sukuk korporasi, penetrasi asuransi, dan aset dana pensiun masih rendah terhadap produk domestik bruto (PDB).
OJK pun menyusun sejumlah kebijakan untuk mengoptimalisasi potensi sektor jasa keuangan agar Indonesia bisa keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah dan menjadi negara berpendapatan tinggi.
“OJK memperkuat daya tahan lembaga sektor jasa keuangan, menciptakan peluang pertumbuhan bagi sektor keuangan maupun bagi perekonomian nasional, serta memperkuat layanan dan memperkuat kapasitas OJK sendiri,” katanya.