JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan kemiskinan ekstrem mencapai 0% pada 2024.
Adapun Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan beberapa cara yang perlu dilakukan.
Berikut adalah fakta cara Jokowi atasi kemiskinan ekstrem yang ditargetkan 0% pada 2024 yang dirangkum Okezone, Sabtu (25/2/2023).
BACA JUGA:Jokowi Targetkan Kemiskinan Ekstrem 0% pada 2024
1. Butuh Dana
Sri Mulyani mengatakan dibutuhkan pendanaan untuk mencapai target tersebut mengetaskan kemiskinan.
"Pertama, penurunan kemiskinan ekstrem mencapai 0% akan diupayakan pada tahun 2024. Ini berarti keseluruhan total kemiskinan akan menurun, dan juga dari kebutuhan untuk pendananaanya akan dilakukan prioritas untuk tahun ini dan tahun depan," ujar Sri dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin, 20 Februari 2023.
2. Alokasi Dana Stunting
Kedua, pihaknya juga akan perlu meningkatkan alokasi dalam rangka penurunan stunting.
Hal ini juga sesuai dengan arahan Jokowi kepada para Kepala Daerah untuk penurunan Stunting menuju 3%.
"Ini tentunya akan menimbulkan implikasi terhadap anggaran yang harus disediakan pada tahun ini dan tahun depan. Jadi dua hal ini, kemiskinan ekstrem di tahun 2024 yang harus 0% dan kemiskinan headline adalah di 6,5%-7,5%," ungkap Sri.
3. Angka Stunting Harus Turun
Angka Stunting diharapkan untuk turun ke 3,8%. Menurut Sri, ini perlu upaya effort tambahan yang keras dan alokasi anggaran yang disediakan untuk tahun ini dan tahun depan.
"Untuk itu, dari sisi investasi, pemerintah juga perlu meningkatkan dukungan agar investasi meningkat secara signifikan pada tahun ini dan tahun depan. Ini dilakukan melalui berbagai perubahan regulasi yang sudah dicapai, sehingga fokusnta di tahun 2024 adalah pelaksanaan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, UU P2SK, UU HPP dan UU HKPD," jelas Sri.
4. Rincian Anggaran
Lebih lanjut, pihaknya juga akan menggunakan insentif fiskal dalam bentuk tax holiday, super deduction untuk research, untuk vokasi, dan juga tax allowance di dalam rangka untuk mendukung berbagai transformasi industri terutama yang berbasis sumber daya alam (SDA).
Di mana hal ini untuk memperkuat ekosistem industri otomotif yang berbasiskan elektrik dan baterai. Ini menjadi salah satu upaya yang akan dilakukan tahun ini dan tahun depan.
"Pemerintah juga akan terus memfokuskan pada infrastruktur karena ini akan meningkatkan produktivitas dan daya saing dari perekonomian kita," pungkas Sri.
(Zuhirna Wulan Dilla)