 
                JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mendukung upaya Pemerintah mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060.
Di mana upaya ini untuk menumbuhkan perekonomian melalui masa transisi dan akan mengarah pada penggunaan energi baru terbarukan (EBT).
Adapun portofolio perseroan terkait aktivitas Sustainable Economy hingga saat ini tercatat meningkat hingga melampaui 28,5% dari total portofolio kredit BNI.
BACA JUGA:Begini Cara BNI Perkuat Kesadaran Masyarakat pada Lingkungan
Sustainable Portofolio ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen kecil sebesar Rp123,2 triliun, serta energi baru dan terbarukan sebesar Rp10,9 triliun.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, mengatakan, BNI optimistis bisa meningkatkan porsi Sustainable portofolio.
Optimisme ini tumbuh dengan semakin besarnya kesadaran para pengusaha dalam menerapkan operasional lebih hijau, utamanya melalui penerapan teknologi.
"Portofolio Sustainable Banking kami cukup besar. BNI cukup lama masuk di area ekonomi berkelanjutan ini, dan tahun lalu kita sudah terbitkan green bond pertama di Indonesia," kata Royke dari keterangan resmi, Sabtu (4/3/2023).
Royke memaparkan, BNI memperoleh penghimpunan dana dari obligasi berwawasan lingkungan alias Green Bond senilai Rp5 triliun.
Dana yang diperoleh dari penawaran umum Green Bond tersebut akan digunakan untuk pembiayaan maupun pembiayaan kembali proyek berwawasan lingkungan.
Komitmen perseroan terkait green banking juga salah satunya diwujudkan dalam Sustainable Portofolio yang BNI lakukan untuk sektor-sektor ramah lingkungan.