JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat agar tidak melakukan mudik Lebaran 2023 menggunakan kendaraan bermotor. Hal itu untuk mengurangi risiko kecelakaan yang cukup tinggi pada kendaraan roda dua.
Berdasarkan kajian yang dilakukan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), menurutnya terdapat korelasi antara penurunan jumlah kecelakaan dengan menurunnya masyarakat yang mudik dengan kendaraan bermotor.
"Mudik sendiri memang paling banyak mobil, lalu motor, kalau naik mobil oke, kalau naik motor jangan, karena kecelakaan paling banyak di motor. Saya sampaikan bahwa penurunan jumlah pemudik yang menggunakan motor, berbanding lurus dengan penurunan kecelakaan," kata Menhub di iNews Tower, Jumat (3/3/2023).
BACA JUGA:Bertemu Menhub, Hary Tanoe Komitmen Dukung Kelancaran Arus Mudik Lebaran 2023
Pada kesempatan tersebut, Menhub juga mengapresiasi program Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo yang akan menyediakan mudik bersama menggunakan bus.
Di mana harapannya bisa menekan jumlah masyarakat yang hendak mudik menggunakan motor.
"Saya juga berterima kasih, MNC akan menyumbangkan bus untuk mudik, karena pada saat mudik itu, bus sangat dibutuhkan, pemerintah mengadakan tapi kalau swasta ikut langkah yang baik, supaya mengurangi orang naik motor," kata Menhub.
Merespon hal tersebut, Hary mengatakan siap berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam mensukseskan mudik Lebaran 2023.
"Pak Menteri sudah menyampaikan rencana mudik, bagaimana penanganannya, tentunya MNC akan maksimal membantu, juga dalam kapasitasnya sebagai media," kata Hary.
Pada kesempatan tersebut, Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menambahkan, berdasarkan riset yang dilakukan diperkirakan sebanyak 120 juta orang bakal melaksanakan mudik Lebaran 2023. Angka tersebut sekitar 48% populasi akan bergerak pada Lebaran 2023.
"Dari hasil riset tadi, 48% populasi yang akan melakukan mudik, sebesar 25% akan menggunakan kendaraan pribadi roda 4, dan disusul kendaraan roda dua," kata Adita
Adapun tujuan terbesarnya masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sehingga menurut Adita, mobilitas memang masih cukup tinggi di pulau Jawa, yang disusul tertinggi kedua ada di pulau Sumatera.
"Ke Sumatera memang sudah relatif meningkat, mengingat infrastruktur transportasi baik itu jalan, maupun udara sudah jauh lebih baik," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)