JAKARTA - The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan dua hari kemarin. Keputusan Bank Sentral AS ini sejalan dengan perjuangannya melawan inflasi yang membandel meskipun terjadi gejolak keuangan setelah keruntuhan Silicon Valley Bank.
Melansir Xinhua, Kamis (23/3/2023), ini menandai kenaikan suku bunga kesembilan berturut-turut dan langkah terbaru membawa kisaran target suku bunga dana federal menjadi 4,75 hingga 5%, tertinggi sejak 2007.
Dalam pernyataan pasca-pertemuan, The Fed mengatakan bahwa inflasi tetap tinggi dan bank sentral tetap "sangat memperhatikan risiko inflasi," sementara masalah perbankan dapat menyebabkan kondisi kredit mengetat dan membebani pertumbuhan ekonomi.
"Sistem perbankan AS sehat dan tangguh," kata The Fed dalam pernyataannya. "Perkembangan baru-baru ini cenderung menghasilkan kondisi kredit yang lebih ketat untuk rumah tangga dan bisnis dan membebani aktivitas ekonomi, perekrutan dan inflasi. Tingkat dampak ini tidak pasti."
Proyeksi ekonomi The Fed terbaru yang diterbitkan pada hari Rabu menunjukkan bahwa para pejabat mengantisipasi kenaikan seperempat poin lainnya ke kisaran puncak 5 hingga 5,25%, sejalan dengan perkiraan Desember.
"Pembuat kebijakan menghadapi pilihan sulit pada pertemuan penetapan suku bunga hari ini, dengan kebutuhan untuk menyeimbangkan kekhawatiran atas sistem perbankan dengan inflasi yang terus tinggi," kata analis UBS.