JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berbicara tahun 2024 yang masih dilanda ketidakpastian. Hal ini berkaca pada booming harga komoditas pada tahun lalu.
Ledakan harga komoditas di satu sisi menguntungkan karena Indonesia adalah produsen komoditas dan ekonomi juga pulih lebih cepat. APBN Indonesia juga menjadi lebih cepat kembali sehat.
"Namun, lihat saja kurva dari seluruh komoditas itu, harga gas dan batu bara misalnya naik tinggi dan kemudian dropped. ini dua-duanya pada saat naik dan turun memberikan implikasi juga kepada kita, termasuk tekanan terhadap harga," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2023 secara virtual di Jakarta, Kamis (6/4/2023).
Kemudian, harga crude palm oil (CPO) Indonesia sempat melonjak karena minyak goreng yang berasal dari bunga matahari yang diproduksi di Ukraina hilang atau tidak ada, sehingga permintaan terhadap minyak goreng dari CPO Indonesia melonjak tinggi.
"Jadi, kita bisa melihat bagaimana perang atau tensi geopolitik mempengaruhi immediately atau secara langsung, dan kadang-kadang dampaknya sangat terasa oleh masyarakat. Demikian juga dengan komoditas pangan yang lain, seperti kacang kedelai, gandum, dan jagung. Gandum, karena baik Rusia maupun Ukraina adalah produsen gandum yang sangat signifikan," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan, ini situasi yang dihadapi bersama Bappenas dalam merencanakan tahun 2024. Jika berbicara hanya murni dari sisi keuangan dan ekonomi, barangkali kalibrasi modelnya relatif lebih sederhana.
"Saya meyakini pak Bahlil (Kepala BKPM), sekretaris badan, bahkan semua teman-teman yang duduk di sini adalah orang yang sangat pintar. Kalau hanya faktor ekonomi dan finansial, saya yakin teman-teman akan membuat sebuah modelling yang sangat relatively sederhana dan predictable. Mungkin yang disebut margin of error-nya kita bisa," ucap Sri Mulyani.
Sri Mulyani menambahkan, hal ini yang akan menjadi sebuah keputusan besar dalam menjalankan kebijakan. "Anda bikin model dengan seluruh data historis membuat proyeksi, tiba-tiba proyeksi Anda ditekuk atau dijomplangkan oleh keputusan geopolitik. Itu yang terjadi kalau Ukraina menyebabkan tadi harga komoditas melonjak sangat tinggi. Harga minyak yang harusnya turun, melonjak sangat tinggi. Harga batu bara yang harusnya pada saatnya orang membicarakan perubahan iklim, akan melakukan pemensiunan batu bara, malah melonjak luar biasa tinggi." katanya.
Dia pun meyakini hal itu tidak tertangkap oleh modelling apapun yang dilakukan Bappenas maupun di Kementerian Keuangan.
"Ketidakpastian inilah yang harus kita perhitungkan di dalam merencanakan apa yang harus kita lakukan, untuk bahkan tahun ini sedang berjalan, dan tahun ini sebagai baseline untuk tahun depan membuat perencanaan. Jadi kalau tahun ini saja kita harus memperhatikan ketidakpastian tadi, pada saat yang sama, kita harus merencanakan tahun 2024," pungkas Sri Mulyani.
(Dani Jumadil Akhir)