JAKARTA — CEO Twitter Inc, Elon Musk mengatakan akan memungkinkan penerbit media untuk memperoleh penghasilan berdasarkan konten artikel yang diunggah ke Twitter. Melalui fitur ini, penerbit media diizinkan untuk menagih pengguna berdasarkan artikel yang diklik.
Elon Musk pun menyebut fitur ini sebagai kemenangan bagi publik dan organisasi media.
BACA JUGA:
“Diluncurkan bulan depan, platform ini akan memungkinkan penerbit media untuk menagih pengguna berdasarkan per artikel dengan satu klik,” tulis CEO Twitter Elon Musk dalam akun twitter resminya, dikutip Senin (1/5/2023).
Fitur tersebut akan memungkinkan pengguna yang tidak tergabung atau mendaftarkan diri pada fitur berlangganan bulanan untuk membayar harga per artikel yang lebih tinggi.
BACA JUGA:
Adapun ini merupakan keberlanjutan dari fitur berlangganan yang diluncurkan Twitter sebelumnya.
Layanan tersebut memungkinkan pengguna Twitter untuk menawarkan pengikut mereka dalam berlangganan konten, termasuk teks bentuk panjang dan video berdurasi berjam-jam.
“Kreator di seluruh dunia sekarang dapat mendaftar dan mencari nafkah di Twitter. Klik Monetisasi di pengaturan untuk mendaftar,” imbuhnya.
Platform sosial media tersebut pun akan mengambil potongan 10% untuk langganan konten setelah setahun pertama.
Langkah ini dilakukan karena perusahaan ingin memonetisasi konten di situs web dalam upaya untuk mendiversifikasi sumber pendapatannya.
Sejak mengambil alih perusahaan pada bulan Oktober, Musk dengan cepat bergerak melalui sejumlah perubahan produk dan organisasi.
Perusahaan meluncurkan centang biru terverifikasi Twitter sebagai layanan berbayar. Bahkan, melakukan PHK terhadap sekitar 80% karyawannya.
Dia menggambarkan PHK tersebut sebagai tindakan drastis yang diperlukan untuk mencegah keruntuhan total di Twitter, yang memiliki situasi arus kas negatif hingga USD3 miliar per tahun.
"Kita bisa memiliki arus kas kuartal positif jika semuanya berjalan dengan baik," pungkas Musk pada livestreaming di Twitter Spaces beberapa pekan lalu.
(Zuhirna Wulan Dilla)