JAKARTA - Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian mengungkapkan bahwa virus flu babi Afrika atau African swine fever (ASF) telah menjangkit peternakan yang berada di Sumatera Utara (Sumut) dan NTT (Nusa Tenggara Timur).
Hal tersebut menyebabkan produk babi dari Indonesia saat ini dilarang ekspor ke Singapura. Padahal 15% kebutuhan daging babi Singapura di kirim dari Indonesia.
"Justru (virus flu babi) ini dari kita (Indonesia), sudah ada di Sumut dan di NTT," kata Kepala Barantan Bambang saat dihubungi MNC Portal, Selasa (9/5/2023).
Saat ini SK (Surat Keputusan) PT ITS Suaka sebagai Kompartemen Bebas dari Penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever) pada Ternak babi di pulau Bulan telah dicabut imbas adanya temuan virus flu babi di Batam. Sehingga peternakan babi PT ITS saat ini secara berkala wajib secara berkala melakukan pengujian ASF yang dikirim ke laboratorium Veteriner Balai Veteriner Bukittinggi, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan.
"Saat ini diupayakan pemisahan (babi) yang sehat dan yang sakit dengan sub kompartemen, yang sehat nanti sudah bisa dibuka lagi untuk ekspor," sambung Bambang.
Bambang menjelaskan, dari hasil koordinasi yang dilakukan antara Barantan, Direktorat Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan Pihak Singapura (Singapore Food Agency and NS Park) pada tanggal 28 April 2023 lalu di Kantor PT ITS, disebutkan bahwa hasil join investigasi bersama itu menghasilkan temuan bahwa telah terjadi kematian babi yang cukup besar di Pulau Bulan dengan gejala klinis mengarah ke Classical Swine Fever (CSF)/Hog Cholera.