Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Presiden Joe Biden dan McCarthy Belum Sepakat soal Utang AS

Dovana Hasiana , Jurnalis-Rabu, 17 Mei 2023 |12:41 WIB
Presiden Joe Biden dan McCarthy Belum Sepakat soal Utang AS
Presiden Joe Biden dan Ketua DPR AS Belum Sepakat Soal Utang. (Foto: okezone.com/Reuters)
A
A
A

JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy belum sepakat soal kenaikan plafon utang. Meski demikian, sudah ada titik terang dari kebuntuan pembahasan utang tersebut.

Biden pun harus mempersingkat perjalanan ke Asia di pekan ini untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Ketua DPR AS Kevin McCarthy mengatakan, kedua belah pihak masih belum mencapai kesepakatan untuk menaikan batas plafon utang. Namun, kesepakatan sangat mungkin tercapai pada akhir pekan ini.

“Sangat memungkinkan untuk mendapatkan kesepakatan pada akhir minggu. Tidak terlalu sulit untuk mencapai kesepakatan,” ujar Ketua DPR AS Kevin McCarthy, dilansir Reuters, Rabu (17/5/2023).

Adapun kedua belah pihak masih tersendat dalam membahas persyaratan untuk menaikan plafon utang. Dari sisi Partai Demokrat, Biden kecewa karena Partai Republik tidak akan mempertimbangkan cara untuk meningkatkan pendapatan melalui peningkatan pajak orang kaya dan perusahan. Padahal, hal tersebut merupakan strategi Biden untuk bisa tetap membiayai program sosial masyarakat AS.

Sementara, dari sisi Partai Republik McCarthy menolak untuk meningkatkan plafon utang melewati batas USD 31.4 triliun kecuali Biden dan Demokrat setuju untuk memotong pengeluaran dalam anggaran federal. Namun, McConnell mengatakan setelah pertemuan.

"Kami tahu kami tidak akan gagal bayar." imbuhnya.

Pemerintah AS berpotensi gagal membayar hutang pada awal 1 Juni kecuali Kongres memberikan suara untuk mengangkat plafon utang, dan para ekonom khawatir negara itu akan tergelincir ke dalam resesi.

Namun, Biden optimis bahwa ada jalan menuju perjanjian anggaran bipartisan yang bertanggung jawab jika kedua belah pihak bernegosiasi dengan itikad baik dan mengakui bahwa tidak ada pihak yang akan mendapatkan semua yang diinginkannya," kata Gedung Putih.

Ketidakpastian yang terus berlanjut di sekitar plafon utang mendorong Biden untuk melewatkan pemberhentian di Papua Nugini dan Australia setelah menghadiri pertemuan puncak G7 di Jepang.

Biden dan staf pemimpin kongres telah bertemu beberapa kali selama seminggu terakhir tentang masalah ini. Ke depan, McCarthy mengatakan pembicaraan akan dipersempit untuk lebih banyak melibatkan Partai Republik dan Gedung Putih.

"Kami memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam waktu singkat," kata McCarthy kepada wartawan, mengatakan sesi Oval Office telah mengatur panggung untuk percakapan di masa depan.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement