JAKARTA - Kementerian Keuangan mengungkapkan bahwa generasi muda kini tertarik untuk mengoleksi surat berharga negara (SBN) ritel.
Adapun ketika pemerintah menerbitkan SBN ritel, terdapat 4.000 hingga 5.000 investor generasi muda yang membeli dengan harga Rp1 Juta.
“SBN Ritel hanya Rp1 juta saja, seharga sepatu sneakers. Kalau dari data, mereka adalah Gen Z atau anak-anak baru lulus SMA dan mungkin sedang kuliah. Mereka berinvestasi awalnya Rp1 Juta. Setelah paham tentang manfaatnya dan seiring bertambah penghasilan, alokasi investasi akan semakin besar,” ujar Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu, Deni Ridwan, di Jakarta, Rabu (14/6/2023).
Adapun pemerintah menerbitkan SBN ritel untuk memperluas jangkauan masyarakat terhadap investasi. Sehingga SBN tidak hanya bisa dibeli oleh lembaga seperti perbankan dalam jumlah besar, namun juga bisa dibeli dalam jumlah yang kecil.
Deni pun mendapatkan mandat dari Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk meningkatkan penjualan SBN ritel dari Rp107 triliun pada 2022 menjadi Rp150 triliun di tahun ini.
Ini dimaksudkan karena pemerintah ingin SBN digunakan sebagai alat bagi negara untuk mendistribusikan kekayaan. Harapannya, semakin banyak masyarakat yang memiliki SBN ritel maka manfaat yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia juga semakin bertambah.
“Saya ditanya Bu Menkeu, berani ga naikan jadi Rp150 triliun di tahun ini? Ini dilakukan agar masyarakat bisa semakin mendapatkan manfaat dari SBN ritel,” bebernya.
Sebagai informasi, Deni mengatakan, sebanyak 85% SBN sudah dikuasai oleh investor dalam negeri baik lembaga maupun individu. Sedangkan 15 persen sisanya dimiliki oleh investor asing.
"Angka ini meningkat pesat dari sebelum pandemi. Saat itu, 39% SBN kita dimiliki oleh investor asing. Sekarang tinggal level 15 persen dimiliki investor asing, jadi 85 persen SBN kita dinikmati oleh investor domestik," terangnya.
Kemenkeu pun menyiapkan Rp400 triliun untuk pembayaran bunga. Nilai ini nantinya dimanfaatkan langsung oleh rakyat Indonesia karena SBN sudah dimiliki oleh 85% investor dalam negeri.
“Sekarang 85% SBN kita dinikmati investor domestik baik lembaga atau individu. Jadi Rp400 triliun itu yang nikmatin siapa? yang kita-kita juga,” katanya.
(Feby Novalius)