JAKARTA - Harga minyak dunia merosot pada perdagangan kemarin. Harga minyak mentah turun karena kekhawatiran investor atas prospek permintaan minyak melebihi pengurangan produksi tambahan dari Arab Saudi dan Rusia.
Melansir Xinhua, Selasa (4/7/2023), West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus turun 85 sen, atau 1,20% menjadi USD69,79 per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman September turun 76 sen atau 1,01% menjadi USD74,65 per barel di London ICE Futures Exchange.
Arab Saudi akan memperpanjang pemotongan produksi sukarela 1 juta barel/hari hingga Agustus, sementara Rusia berencana memangkas ekspor minyak sebesar 500.000 barel per hari pada Agustus, menurut pernyataan resmi dari kedua negara pada Senin.
Harga minyak melonjak karena berita tersebut tetapi berubah menjadi kerugian pada Senin malam di tengah lemahnya indikator manufaktur.
Aktivitas ekonomi di sektor manufaktur AS mengalami kontraksi pada bulan Juni selama delapan bulan berturut-turut dengan indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur turun menjadi 46 dari 46,9 pada bulan Mei, menurut data yang dikeluarkan oleh Institute for Supply Management pada hari Senin.
Arab Saudi dan Rusia mengumumkan pemotongan produksi tambahan tetapi para pedagang fokus pada risiko resesi, kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.
"Bagian paling bawah untuk minyak setelah Saudi dan Rusia bermain bagus... minyak mentah WTI tampaknya siap untuk membuat beberapa posisi terendah yang lebih tinggi di sini bahkan jika dolar yang lebih kuat muncul di tengah kekhawatiran Fed akan menaikkan suku bunga jauh lebih tinggi," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan multi-aset online.
Prospek pertumbuhan global tidak akan membaik dalam waktu dekat mengingat PMI global terbaru, tetapi prospek Amerika Serikat dan China akan tetap optimis untuk beberapa bulan ke depan, menurut Moya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)