Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Defisit APBN 2022 Hanya 2,35%, Sri Mulyani: Ini Bukti Recovery dan Rebound yang Sangat Kuat

Michelle Natalia , Jurnalis-Selasa, 11 Juli 2023 |15:02 WIB
Defisit APBN 2022 Hanya 2,35%, Sri Mulyani: Ini Bukti <i>Recovery</i> dan <i>Rebound</i> yang Sangat Kuat
Sri Mulyani. (Foto: MPI)
A
A
A

"Capaian pendapatan yang sangat tinggi tersebut menunjukkan recovery and rebound yang sangat kuat, baik dari penerimaan perpajakan maupun PNBP," terang Sri.

Kinerja pendapatan negara selaras dengan peningkatan tax ratio dari 9,12% pada 2021 menjadi 10,39% tahun 2022. Tax ratio ini, lanjut dia, adalah capaian tertinggi dalam 7 tahun terakhir.

"Tahun 2022, realisasi belanja negara mencapai Rp3.096,3 triliun, atau 99,67% dari pagu anggaran. Realisasi belanja terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.280 triliun serta TKDD sebesar Rp816,2 triliun," tambah Sri.

Dia mengatakan, belanja negara meningkat Rp309,8 triliun atau 11,12% dibandingkan tahun 2021. "Hal ini sejalan dengan strategi APBN untuk terus mendorong pemulihan ekonomi dan menjadi shock absorber melindungi perekonomian dan masyarakat akibat dampak ketidakpastian perekonomian global, guncangan kenaikan harga energi dan pangan, serta untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi pasca pandemi," paparnya.

Realisasi pendapatan dan belanja negara menunjukkan defisit tahun 2022 sebesar Rp460,4 triliun. :Defisit ini artinya 2,35% terhadap PDB. Angka defisit ini lebih rendah dari tahun 2020 dan dari APBN awal yang didesain sebesar 4,69%. Angka ini juga lebih kecil dari defisit APBN 2021 yang menyentuh 4,57%," ungkap Sri.

Defisit 2,35% sudah di bawah 3% dari PDB yang diamanatkan oleh UU nomor 2 tahun 2020.

"Ini artinya, APBN jauh lebih cepat sehat dari yang diamanatkan UU tersebut," tandasnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement