JAKARTA - Harga emas menguat di akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Kenaikan ini memperpanjang keuntungan dalam tiga sesi berturut-turut.
Harga emas naik karena dolar merosot ke level terendah sejak April 2022 di tengah penurunan inflasi AS yang membuat ekspektasi Federal Reserve mendekati akhir pengetatan moneternya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange naik USD2,10 atau 0,11% menjadi USD1.963,80 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di USD1.968,50 dan terendah di USD1.956,60 dolar AS.
Dolar menurun karena penurunan inflasi AS mendorong ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sekali lagi tahun ini, mengikis keunggulan imbal hasil greenback atas rekan-rekannya.
Terhadap sekeranjang enam mata uang, indeks dolar turun 0,8% menjadi 99,738, setelah turun sebelumnya ke 99,767, palung baru 15 bulan. Indeks dolar menuju penurunan mingguan terbesarnya pada tahun 2023.
Departemen Tenaga Kerja AS mencatat bahwa indeks harga produsen (IHP) AS naik tipis 0,1% bulan ke bulan pada Juni, di bawah perkiraan kenaikan 0,2%.
IHP AS atau pengukur inflasi utama yang melacak perubahan rata-rata harga yang dibayarkan bisnis kepada pemasok, telah menurun selama 12 bulan berturut-turut.
Perlambatan inflasi grosir AS, bersama dengan penurunan indeks harga konsumen (IHK) yang dilaporkan pada Rabu (12/7/2023), menunjukkan perlambatan inflasi AS, meningkatkan ekspektasi pasar bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve mungkin akan segera berakhir dan menjatuhkan dolar AS.