JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia di Juni 2023 kembali surplus 38 bulan berturut-turut.
Dengan adanya surplus ini, berarti menunjukkan nilai ekspor di Indonesia itu melebihi nilai impornya.
BACA JUGA:
Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto menyebut surplus ini juga menandakan bahwa Indonesia lebih banyak menjual barang atau jas daripada membeli.
Dalam hal ini, Surplus neraca perdagangan itu mengalami peningkatan mencapai USD3,45 miliar.
Surplus ini terutama berasal dari sektor nonmigas USD4,41 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai USD0,96 miliar.
Dibawah ini, Okezone merangkum mengenai Fakta neraca perdagangan yang Surplus 38 bulan, Sabtu (22/7/2023):
1. Surplus Neraca Perdagangan Naik
Surplus ini mengalami kenaikan mencapai 708,66% dibandingkan dengan bulan Mei 2023, namun dibandingkan Juni 2022, angka ini menurun hingga -32,75%.
BACA JUGA:
2. Komoditas Non Migas Penyumbang Surplus Terbesar
Surplus ini lebih ditopang oleh komoditas non migas, yaitu sebesar USD4,42 miliar, dengan komoditas penyumbang surplusnya adalah bahan bakar mineral (HS27), lemak dan minyak hewan nabati, besi dan baja.