Cinema XXI menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham dengan masa penawaran umum pada 27-31 Juli.
Cinema XXI mantap menggelar IPO sebanyak 8.335.000.000 saham atau 10%. Perseroan mematok harga IPO Rp270 per saham sehingga dana yang akan diperoleh mencapai Rp2,25 triliun.
Harga penawaran tersebut merupakan batas bawah saat bookbuilding di kisaran Rp270-288 pada 10-14 Juli lalu.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek, yakni JP Morgan Sekuritas, Mandiri Sekuritas, UBS Sekuritas, dan Indo Premier Sekuritas.
Di prospektus dijelaskan, bersamaan dengan pencatatan saham baru sebanyak 8.335.000.000 saham IPO, perseroan juga akan mencatatkan seluruh saham biasa atas nama pemegang saham sebelum IPO sebanyak 75.010.000.000 saham.
Dengan demikian, jumlah saham yang akan dicatatkan oleh Cinema XXI di BEI adalah sebanyak sebesar 83.345.000.000 atau sebesar 100% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah pelaksanaan IPO saham.
Dengan asumsi harga perdana dan jumlah saham yang dicatatkan, maka market cap atau kapitalisasi pasar PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) sebesar Rp22,5 triliun.
Pemegang saham Nusantara Sejahtera Raya atau Cinema XXI sebelum IPO, yakni PT Harkatjaya Bumipersada (HJB) 79,99%, PT Adi Pratama Nusantara (APN) 20%, dan Salween Investment Private Limited (SIP) 0,01%.
Sementara itu, HJB dan APN telah menandatangani call option agreement tanggal 5 Desember 2016 dengan SIP. Berdasarkan call option agreement, HJB memberikan hak opsi kepada SIP untuk membeli sebanyak 15 miliar saham Cinema XXI (CNMA) yang dimilikinya, yang merupakan saham lama milik HJB.
APN juga memberikan hak opsi kepada SIP untuk membeli sebanyak 3,75 miliar saham Cinema XXI yang dimilikinya, yang merupakan saham lama milik APN tersebut. Pelaksanaan call option akan dilakukan pada tanggal pencatatan pada harga penawaran. Pelaksanaan call option tidak akan mengakibatkan perubahan pengendalian di perseroan.
(Taufik Fajar)