4. Jokowi Dorong Kerja WFH
Presiden Jokowi mendorong pelaksanaan Work From Home (WFH) hingga rekayasa cuaca untuk meningkatkan kualitas udara di wilayah Jabodetabek.
Dalam jangka pendek, Jokowi memerintahkan secepatnya harus dilakukan intervensi yang bisa meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek lebih baik.
"Dan jika diperlukan kita harus berani mendorong untuk banyak kantor melaksanakan hybrid working, work from office, work from home. Mungkin saya tidak tahu kesepakatan di ratas ini apakah 75- 25 atau angka yang lain," kata Jokowi.
Dalam jangka menengah, Jokowi meminta untuk konsisten melaksanakan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil dan beralih ke transportasi massal.
5. Indeks Kualitas Udara DKI Jakarta Tidak Sehat
Jokowi mengatakan pada tanggal 13 Agustus 2023, indeks kualitas udara di DKI Jakarta di angka 156 dengan keterangan tidak sehat.
Kita akan membahas mengenai kualitas udara di Jabodetabek yang selama satu pekan terakhir, kualitas udara di Jabodetabek sangat buruk,” kata Jokowi dalam Rapat Terbatas terkait Peningkatan Kualitas Udara Kawasan Jabodetabek di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 14 Agustus 2023.
6. Penerapan Sistem 4 In 1 Demi Tekanan Polusi Udara
Sistem 4 in 1 bakal dipilih pemerintah untuk meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek. Jadi mobil yang akan melintas Jakarta utamanya harus berisi empat orang.
Menyikapi rencana penerapan 4 in 1, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai tidak efektif cara tersebut digunakan untuk mengurangi jumlah kendaraan yang melintas di Ibu Kota Jakarta.
“Saya kira 3 in 1, 4 in 1, maupun Ganjil-Genap itu sudah gak efektif lagi," ujarnya saat dihubungi Okezone, Jakarta, Selasa 15 Agustus 2023.
Dengan dibuatnya sistem-sistem tersebut tidak membantu dalam menyelesaikan permasalahan udara dan lingkungan yang terjadi. Dibuktikan dengan masih adanya kemacetan yang menunjukan tingkat pengguna mobil dan motor sendiri yang masih cenderung tinggi juga.
7. Penyebab Kualitas Udara di Jabodetabek Semakin Buruk
Jokowi mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan kualitas udara di Jabodetabek semakin buruk, di antaranya musim kemarau berkepanjangan hingga pembuangan emisi.
"Kemarau panjang selama 3 bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi. Serta pembuangan emisi dari transportasi," katanya.