JAKARTA - Limbah Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang dibuang ke Samudra Pasifik bikin khawatir banyak pihak. Namun Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menyatakan bahwa pelepasan air radioaktif tersebut aman dan tidak berbahaya.
Bahkan dirinya berasma sejumlah Menteri Jepang lainnya membuktikan dengan menyantap sashimi dari makanan laut yang ditangkap di perairan Prefektur Fukushima, di Tokyo.
"Ya, rasanya sangat enak," ujar Fumio Kishida saat menyantap sashimi, dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (31/8/2023).
Hal ini dilakukannya sebagai dukungan terhadap kawasan Fukushima, setelah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi melepaskan air radioaktif yang telah diolah ke Samudra Pasifik.
Menurut pemerintah Jepang dan perusahaan TEPCO, air tersebut harus ‘dibuang’ sebagai bagian dari proses penonaktifan PLTN tersebut.
PLTN Fukushima Daiichi terdampak gempa dan tsunami pada tahun 2011, menyebabkan 3 reaktornya hancur dan pendinginnya terus bocor.
Meski demikian, keputusan tersebut menuai protes hingga larangan impor makanan laut dari Jepang di China.
"China sangat khawatir terhadap risiko kontaminasi radioaktif yang dibawa oleh makanan dan produk pertanian Jepang yang diekspor ke Tiongkok,” kata seorang pejabat bea cukai China dalam sebuah pernyataan.
Ditandatangani dua tahun lalu oleh pemerintah Jepang dan disetujui oleh pengawas nuklir PBB bulan lalu, pelepasan tersebut merupakan langkah penting dalam proses yang sangat panjang dan sulit untuk menonaktifkan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi setelah hancur akibat tsunami.
(Feby Novalius)