"Tentunya kita butuh industri ini," katanya.
Indonesia dan Singapura baru saja menandatangani nota kesepahaman terkait dengan ekspor listrik bersih rendah karbon sebesar 2 gigawatt.
Singapura akan melakukan impor 4 gigawatt listrik rendah karbon pada 2035, di mana 50 persen dari total yang dibutuhkan berasal dari Indonesia.
Kerja sama antara Indonesia dan Singapura, merupakan sebuah kerangka kerja untuk memfasilitasi proyek-proyek komersial guna mengembangkan energi karbon dan perdagangan listrik lintas batas serta interkoneksi kedua negara.
Perusahaan-perusahaan asal Indonesia yang terlibat dalam ekspor listrik rendah karbon adalah konsorsium Pacific Medco Solar Energy, PT Adaro Clean Energy Indonesia dan PT Energi Baru TBS.
Adapun dari pihak Singapura yakni Seraphim Solar System, Long Solar Technology, IDN Solar, Sungrow dan PT Huawei Tech Investment.
Secara kolektif, perusahaan-perusahaan tersebut diusulkan untuk memasang sekitar 11 gigawatt kapasitas solar PV dan 21 gigawatt penyimpanan energi baterai di Indonesia.
(Taufik Fajar)